Pasalnya, kondom di minimarket dijual bebas, dan sangat mudah ditemui karena dipajang di dekat meja kasir.
"Kita gak bisa pastikan pelajar atau bukan, tapi kalau dari fisik dan mukanya kelihatan masih remaja, ya usia-usia anak SMP atau SMA-lah," ujar seorang karyawan minimarket terkenal di bilangan Jalan Basuki Rachmat, Telukbetung Utara.
Ia menyebutkan produk kondom banyak dibeli konsumen pada hari Sabtu, biasanya ada dua sampai tiga orang pembeli.
"Kalau malam Minggu lumayan yang beli kondom, tapi lebih sering orang dewasa," ujarnya.
Pembelian kondom di kalangan anak remaja atau mahasiswa juga terjadi di minimarket di Jalan Teuku Umar.
"Kalau remaja yang beli, biasanya pas sepi. Kadang tanyanya malu-malu, sambil mau buru-buru pergi," kata karyawan minimarket tersebut.
Karyawan yang enggan menyebutkan namanya itu mengatakan, biasanya pelajar atau mahasiswa yang membeli kondom tidak banyak bertanya.
"Ini (kondom) kan banyak merek, tapi biasanya mereka gak banyak tanya. Cuma tanya ada kondom gak, terus langsung bayar, dan buru-buru pergi," ujarnya.
Toko waralaba di kawasan Way Halim juga kerap disambangi remaja.
Namun, jumlahnya tidak banyak dan tidak sering.
"Pernah sekali, kalau lihat mukanya kayakmasih pelajar. Tapi kan saya gak mungkin larang orang beli, atau tanya itu (kondom) untuk siapa," ujar karyawan minimarket di Jalan Ki Maja tersebut.
Sementara, Lembaga Advokasi Anak (Lada) Lampung menyatakan hanya menangani satu perempuan usia muda hamil di luar nikah, yang merupakan korban human trafficking (perdagangan manusia).
"Kalau yang kami tangani hanya ada satu tapi itu korban trafficking. Dia sempat hamil dan umurnya masih sekitar 16 tahun," terang Direktur Lada Lampung, Turaihan Aldi, Senin.
Menurut Aldi, jumlah 12 siswi SMP di satu sekolah di Lampung diketahui hamil, merupakan data yang ditemukan PKBI.
Tetapi tak tertutup kemungkinan, jumlah yang tidak terdata lebih besar lagi.
Karena saat ini, masih banyak orangtua enggan melaporkan kasus kehamilan putrinya yang masih usia sekolah.
"Kehamilan untuk anak SMP dan SMA biasanya selesai di perdamaian antarkeluarga," paparnya. (sulis markhamah/romi rinando)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Anak SMA Marak Gunakan Jasa PSK, Temuan PKBI Lampung Mencengangkan,