News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

41 Siswa SMP yang Sayat Tangan di Lampung Tengah Masih Bungkam, Kini Ditangani Empat Psikolog

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi 55 siswa SMP di Pekanbaru sayat tangan ternyata perempuan.

TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGSUGIH - Kasus sayat tangan massal yang dilakukan 41 siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gunung Sugih, Lampung Tengah, menyedot perhatian banyak pihak.

Apalagi, aksi siswa melukai diri sendiri di Lamteng tercatat sebagai kasus ketiga dalam sebulan terakhir di Indonesia.

Kasus siswa sayat tangan sebelumnya terjadi di Surabaya pada awal September, dan di Pekanbaru, Riau, pada pertengahan September.

Puluhan siswa SMP Surabaya, menggoreskan tangan pakai silet karena faktor psikologi.

Sedangkan 56 siswi SMP Pekanbaru sayat tangan massal dikarenakan terobsesi tontonan yang jadi viral di media sosial Instragram, YouTube, dan platform pesan instan WhatsApp.

Penyebab 33 siswi dan 8 siswa SMPN 1 Gunung Sugih melakukan sayat tangan, masih simpang siur sampai saat ini.

Dinas Kesehatan Lamteng menyebutkan karena pengaruh zat benzodiazepine (Benzo) yang terkandung di minuman kemasan.

Baca: Bawa Bantuan Logistik Melintasi Perbatasan Sulteng Menunggu Matahari Terbit Jika Tak Ingin Diadang

Minuman itu dijual di kantin sekolah dengan harga Rp 1.000.

Benzodiazepine merupakan golongan psikitropika yang berfungsi sebagai obat tidur dan penenang.

Baca: Keluarga Korban Kapal Tenggelam di Danau Toba: Ratna Terlalu Tega Lukai Kami

Sedangkan kepolisian menduga karena meniru aksi sayat tangan 55 siswi SMP Pekanbaru, Riau, yang dilatari tontonan video yang beredar di media sosial.

Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lampung Tengah memastikan akan mengawal kasus sayat tangan massal di lingkungan sekolah ini.

Baca: Keluarga Korban Kapal Tenggelam di Danau Toba: Ratna Terlalu Tega Lukai Kami

LPA menurunkan empat psikolog untuk penanganan psikologi para siswa.

Ketua LPA Lamteng, Eko Yuono, mengaku sampai saat ini masih belum tahu alasan utama siswa SMP melakukan sayat tangan massal menggunakan benda tajam.

Para siswa tak mau bicara saat ditanya alasannya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini