TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Dari Hanggar C Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, Sabtu (6/10/2018) kemarin dikabarkan tiga pesawat militer angkatan udara Amerika Serikat (AS) diketahui telah mendarat di Balikpapan.
Selain Amerika, Ukraina dan Swiss juga telah menapakkan ban pesawatnya di bumi Indonesia.
Selain membawa personel militernya, pesawat asing tersebut juga membawa bantuan logistik kemanusiaan untuk bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.
Untuk diketahui, sejak Jumat (5/10/2018) sudah 10 pesawat militer negara asing mendarat di Balikpapan.
Usai terlebih dahulu Singapura, India dan Malaysia mendaratkan pesawat pengangkut bantuan kemanusiaan negara mereka. Menyusul pesawat Jepang, New Zealand, Australia dan Inggris tiba di Balikpapan.
Baca: IMF-World Bank Disebut Mewah, Mantan Menkeu Ungkap Soal Pengaturan Anggaran dan Singgung Asian Games
Jepang, New Zealand dan Inggris mendaratkan masing-masing 1 pesawat angkutan di Hanggar C Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan.
Sementara Australia mendaratkan dua unit pesawat mengangkut bantuan kemanusiaan negeri Kangguru tersebut.
Danlanud Balikpapan Kolonel pnb Muhammad Mujib mengatakan, hingga saat ini bantuan kemanusiaan berupa logistik yang ditampung pihaknya mencapai 142,5 ton.
Untuk logistik yang sudah kita distribusikan dari Balikpapan ke Palu sekitar 123 ton. Yang sudah dikirim ke Palu termasuk bantuan logistik dalam negeri.
Terkait bantaun pihak asing ini, Kepala Bagian Kerjasama Internasional BNPB, Afrial Rosya, menegaskan Indonesia tak butuh bantuan obat-obatan. "Perlu disampaikan Indonesia tak menerima bantuan obat medis.
Sesuai pernyaaan Menkes, clear menolak itu," katanya di Hanggar C Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan.
Kendati demikian, pemerintah memberi kebijakan kepada beberapa negara yang tiba lebih dulu sebelum pernyataan tersebut dideklrasikan dalam rapat terbatas bersama Menkopulhukam beberapa waktu lalu.
"Tapi ada beberapa sedikit kebijakan untuk India dan Singapura, karena mereka telah terlanjur masuk," tuturnya.
Ia kembali menegaskan, hanya ada 4 item bantuan logistik luar negeri yang diterima, dan akan didiatribusikan langsung ke wilayah bencana, Sulawesi Tengah.
"Sesuai rapat terbatas Menkopolhukam, ada 4 item utama prioritas. Transport udara (hercules), tenda, water treatmen dan generator listrik," ujarnya.
Lanjut Afrial, kondisi rill di lapangan (Hanggar C), bantuan luar negeri juga didapatkan, seperti family kit, air minum, selimut, sanitasi wanita dan baju.
Barang-barang tersebut tetap didistribusikan ke Palu, lantaran menurut laporan dari posko bencana di Palu, korban masih membutuhkan logistik tersebut.
Bantuan dari Samarinda
Dari Samarinda, Pemerintah Provinsi Kaltim bersama TNI dam Polresta Samarinda, Sabtu (6/10) siang melepas keberangkatan kapal membawa bantuan keluarga besar Tionghoa bagi korban bencana gempabumi dan tsunami, di Palu, Donggala dan Sigi, dengan total donasi sebesar Rp 2,4 Miliar, dalam bentuk barang, pukul 14.00 Wita.
"Hari ini kita melepas bantuan untuk korban bencana Gempabumi dan tsunami, dari masyarakat, perorangan dan pengusaha kota Samarinda, dan juga keluarga besar Tionghoa yang berada di Samarinda Kalimantan Timur," ucap Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi, Sabtu (6/10/2018).
Lanjut dia menjelaskan, bantuan yang telah terkumpul saat ini, telah mencapai Rp 2,4 Miliar yang seluruhnya dalam bentuk barang, dengan daftar antara lain, pakaian, selimut, obat-obatan, makanan siap saji.
"Dengan melepas keberangkatan bantuan ini, kami berharap agar bentuan ini dapat sampai dengan selamat, karena perjalanan menuju kesana kurang lebih mencapai perjalanan hingga 30 jam, dan lagi untuk seluruh masyarakat Kaltim, kami mengharapakan, bantuan tidak berhenti disini saja, dan lebih banyak lagi yang tergerak untuk membantu saudara kita disana" jelasnya.
Selain bantuan logistik serta barang yang lainnya, ada pula tim kesehatan yang dikirim
(m07/bie/m06)