Sedangkan lukisan lain yang termasuk unik dan masih jarang digarap adalah lukisan dari bulu ayam.
Seperti pelukis Susmiadi dari Jember, yang sudah menekuni lukisan dari bulu ayam ini sejak 1990an lalu.
Dia ingin mencoba melukis dengan bahan yang selama ini jarang digarap orang. “Ini semacam seni mozaik yang ditempel satu per satu dengan lem,” katanya.
Dengan pasokan dari pedagang ayam, dia bisa membuat lukisan dari empat jenis warna bulu ayam, yakni hitam, coklat, coklat muda dan putih. Bulu-bulu yang ada itu dipotong bagian ujungnya, kemudian ditempel di kanvas.
“Lukisan yang saya buat ini temanya tentang binatang, bisa ayam, kuda, macan dan burung,” urainya.
Dengan menggarap secara detail atau satu per satu, dia membutuhkan waktu antara lima hingga 20 hari untuk menyelesaikan satu lukisan.
Karena unik, maka lukisan bulu ayam ini cukup disukai penikmat seni, baik di Bali hingga luar negeri seperti Kanada dan Belgia.
Dengan bahan yang masih jarang digarap, maka dia menjual lukisan dengan harga Rp 2,5 juta hingga 15 juta.
“Lukisan yang mahal ini dilihat dari luasan kanvas dan objek lukisannya,” pungkasnya.