Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Iwan Basri (31) merasa lega setelah anak ketiganya lahir ke dunia meski proses kelahirannya dilakukan di dalam kapal KM Adithya sesaat sebelum kapal tersebut berlayar menuju Parepare Sulawesi Selatan.
Iwan merupakan warga Sinjai, Sulawesi Selatan yang telah kurang lebih empat bulan bermukim di Kaliurang, Kutai Timur.
Selama di Kaliurang, dia bekerja sebagai petani di ladang milik keluarganya guna menghidupi istri, serta dua anaknya.
Namun dalam pekan ini Iwan kembali pulang ke kampung halamannya untuk mengantarkan istrinya, Hajumiati (29) melahirkan di Sinjai.
Rabu (31/10/2018) pagi, Iwan bersama istri dan dua anaknya berusia 6 tahun dan 3 tahun, kakaknya, serta ibu mertuanya bertolak ke Samarinda dengan tujuan Pelabuhan Samarinda di Jalan Yos Sudarso.
Kondisi istrinya yang telah memasuki usia kandungan sembilan bulan, membuatnya harus ekstra hati-hati dalam membawa istrinya tersebut.
Setelah sampai di Pelabuhan Samarinda, sekitar pukul 18.30 Wita, Iwan dan keluarga masuk ke KM Adithya dengan tujuan Parepare, Sulawesi Selatan yang dijadwalkan berlayar pada Kamis (1/11/2018) siang nanti.
"Saya memang mau pulang untuk antar istri melahirkan di Sinjai, karena disana juga ada acara, makanya sekalian saja," ucap Iwan, Rabu (31/10/2018).
Iwan dan keluarganya memilih tempat di deck dua (B) kapal.
Baca: Dua Sukhoi Usir Pesawat India Indigo yang Masuk Wilayah Kepri Tanpa Izin
Lalu, sekitar pukul 19.30 Wita, isrtinya ke toilet untuk buang air kecil, setelah kembali istrinya berkata kepadanya bahwa dirinya sedang sakit perut.
Tidak lama kemudian, istrinya mengaku akan melahirkan.
Iwan pun bergegas mencari bantuan untuk dapat segera menghubungi rumah sakit terdekat.
Namun belum sempat dibawa ke rumah sakit, istrinya telah melahirkan di atas kapal.
"Tidak sempat ke rumah sakit, istri saya melahirkan anak ketiga di atas kapal, syukur alhamdulillah anak saya selamat dan sehat," ungkapnya.
Dia menjelaskan, saat proses persalinan, istrinya hanya dibantu oleh keluarga dan beberapa penumpang, serta dirinya dengan perlengkapan seadanya.
Bahkan, anak ketiganya yang lahir dengan jenis kelamin perempuan itu harus menunggu perawat terlebih dahulu guna memotong tali pusar.
Beruntung perawat dari RS Dirgahayu segera datang dan menangani istrinya usai persalinan dadakan di atas kapal.
"Setelah lahir, saya masih harus nunggu perawat datang untuk potong tali pusar, karena tidak ada alat untuk motong," terangnya.
"Sempat tidak sadarkan diri istri saya setelah melahirkan. Saya memang panik saat itu, karena kondisinya di atas kapal, banyak orang, tapi syukurlah tidak apa-apa," tambahnya.
Dia mengaku, membantu langsung proses persalinan istrinya bukanlah kali pertama ini dilakukannya.
Mulai anak pertama dan kedua, Iwan selalu ada dalam proses persalinan istrinya.
"Semua saya yang bantu, setelah itu baru datang bidan," ucapnya.
Dia mengaku, anak ketiganya itu direncanakan akan diberi nama sesuai dengan nama kapal tempat sang bayi dilahirkan.
"Rencananya mau dikasih nama seperti nama kapal, tapi ini masih saya bicarakan dengan istri dan keluarga," kata Iwan.
"Kalau pihak rumah sakit sudah memperbolehkan keluar, maka kami akan lanjutkan perjalanan pulang ke Sinjai, tapi kalau belum ya kami tunda dulu," jelasnya.
Saat ini istrinya masih berada di RS Dirgahayu guna menjalani perawatan pasca melahirkan.