TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kesinambungan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja, memang menjadi problem klasik pendidikan di berbagai negara. Demikian pula dengan problem pendidikan Indonesia.
Dunia kerja memerlukan tenaga kerja terdidik yang terampil sesuai dengan bidangnya jamun kalangan industri kesulitan untuk mendapatkan sumber daya dari kalangan perguruan tinggi, yang sesuai dengan harapan.
Inilah yang menjadi dasar Micromine, sebagai salah satu penyedia software teknologi di Indonesia mencoba menjembatani kesenjangan tersebut
Melalui Program Academic Licence Scheme”(ALS), yang juga merupakan bagian dari pogram CSR perusahaan, Micromine memberikan lisensi software kepada beberapa perguruan tinggi, dengan tujuan agar para mahasiswa bisa mempelajari serta terampil dan terbiasa menggunakan aplikasi software dalam industri pertambangan.
Mengandeng Universitas Gajah Mada (UGM) dan J Resources, Micromine mengadakan workshop dan pelatihan penggunaan software micromine bagi kalangan mahasiswa.
Acara tersebut berlangsung di Fakultas Tehnik, Geologi UGM dan diikuti oleh 40 mahasiswa.
Baca: Ketahuan Tambang Uang Virtual Pakai Listrik SMA, Kepala Sekolah Ini Dipecat
Acara tersebut berlangsung selama dua hari bertempat di Fakultas Teknik, Geologi, UGM.
Melalui kegiatan itu mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan mengenai manajemen eksplorasi tambang. Sehingga ada kesinambungan antara studi yang dipelajari dengan dunia kerja di industri pertambangan.
Ketika para mahasiswa masuk ke dalam dunia kerja, mereka tidak kaget lagi dengan penggunaan software Micromine.
Lantaran di industri tambang software micromine digunakan secara luas.
Tujuan utama diadakannya workshop untuk mempermudah mahasiswa dalam melakukan Mine Planning, dalam penggambaran menggunakan digital melalui software yaitu Micromine.
Micromine sudah banyak melayani perusahaan tambang di Indonesia, sehingga hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa dalam bidang digital software.
Keke Steamy Electricia, Training & Support Consultant Micromine menyampaikan materi mengenai pengenalan implisit model Micromine.
Keke menyampaikan bahwa Micromine merupakan aplikasi yag dibuat untuk memudahkan dan membantu dalam proses industri pertambangan.
Dalam workshop para mahasiswa mendapatkan gambaran bagaimana menyusun modeling eksplorasi tambang, mereka tidak hanya belajar bagaimana cara menggunakan software, namun juga belajar memecahkan kasus-kasus sehingga mendapatkan gambaran secara komprehensif proses eksplorasi tambang.
Sahrul Hidayat, Regional Manager Micromine Indonesia, tujuan diadakannya pengenalan software Micromine di kalangan perguruan tinggi, adalah untuk membantu menjembatani antara dunia kampus dengan dunia kerja.
“Umumnya mahasiswa sudah mendapatkan bekal teori ketika masih kuliah, namun teori saja tidak cukup, mahasiswa harus bisa mengaplikasikan pengetahuannya dan menambah ilmunya melalui aplikasi-aplikasi teknologi di industri pertambangan,” tuturnya.
Micromine sebagai penyedia software teknologi pertambangan ikut bertanggungjawab dalam proses edukasi menuju dunia kerja.
Dalam proses tersebut, maka Micromine mengadakan roadshow ke kampus - kampus untuk melakukan workshop mengenalkan penggunaan software micromine.
Beberapa universitas yang sudah bergabung dalam program ALS yaitu: Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Trisakti, UPN Yogyakarta, Universitas Padjajaran, ITB, Universitas Sriwijaya dan Universitas Syah Kuala, Aceh.
“Harapannya melalui program ALS ini kita ingin membentuk sinergi atau ekosistem, antara dunia kampus dengan industri pertambangan,” kata Sahrul Hidayat.