"Namun kajian tersebut nyatanya masih belum dapat terealisasi dengan baik di lapang. Seharusnya tetap ada pengawalan di lapang agar keputusan presiden tersebut dapat berjalan dengan baik,” papar Gunretno.
Gunretno lantas menambahkan pentingnya aksi untuk membongkar segala manipulasi yang dilakukan pada pembangunan pabrik semen di Kendeng guna menjaga kelestarian lingkungan demi anak cucu. Disinilah peran mahasiswa dan akademisi sangat dibutuhkan.
Sedang Yateno menambahkan selama ini program CSR dari beberapa perusahaan tidak memberikan dampak positif yang bisa dirasakan masyarakat.
Bahkan untuk beberapa proses seperti penyusunan AMDAL, masyarakat terkait justru tidak dilibatkan dengan baik.
Di sinilah kehadiran pemerintah sangat dibutuhkan untuk dapat tegas terhadap para investor atau pemangku kepentingan.
“Seringkali ketika penyusunan AMDAL, masyarakat yang merasakan dampak langsung hanya dijadikan legitimasi."
"Ya hanya sekedar formalitas, kami datang menyampaikan aspirasi kami untuk kelestarian lingkungan, namun faktanya apa yang kami sampaikan tidak tercantum satu pun di dalam AMDAL yang disusun. Ada manipulasi data yang dilakukan oleh pemangku kepentingan,” tambah Yateno.