Laporan wartawantribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim punya hasil investigasi yang berbeda dengan kepolisian terkait dengan danau tempat siswi kelas V Sekolah Dasar (SD) tewas tenggelam.
Jika sebelumnya kepolisian memastikan danau tersebut bukanlah lubang bekas galian tambang batu bara.
Jatam menilai danau tersebut merupakan lubang bekas tambang batu bara.
Dari hasil investigasi pihaknya, danau tersebut tidak masuk dalam konsesi pertambangan, kendati di sekitar lokasi kejadian, terdapat dua konsesi, diantaranya PT Insani Bara Perkasa (IBP) dan CV Bara Energi Kaltim (BEK).
"Kalau konsesi, memang lokasinya diluar konsesi, walaupun didekat lokasi ada dua konsesi pertambangan," ucap Dinamisator Jatam Kaltim, Pradarma Rupang, Selasa (20/11/2018).
Pihaknya kuat menduga, adanya danau dari hasil galian tambang itu akibat adanya galian tambang batu bara ilegal (ilegal mining), yang dilakukan sekitar 2016.
Selain mendapatkan keterangan dari warga sekitar, dugaan itu diperkuat dengan adanya kandungan asam air yang mencapai 2,76 Ph, yang menandakan pernah adanya aktivitas pembongkaran tanah, yakni batu bara di lokasi tersebut.
"Dari keterangan warga yang kita dapat, sekitar tahun 2016 ada aktivitas pertambangan. Dan, kandungan airnya jauh lebih asam. Kita sinyalir ini merupakan ilegal mining," jelasnya.
Baca: Sempat Selfie Bareng Teman-Temannya, Siswi kelas V SD Tenggelam di Danau
Pihaknya pun mengaku kesulitan jika danau tersebut ada karena aktivitas tambang ilegal.
"Agak sulit untuk mendeteksi, siapa yang harus bertanggung jawab. Seharusnya ada upaya kepolisian untuk antisipasi, agar aktivitas seperti itu tidak terjadi," kata Rupang.
"Dengan hal ini negara dua kali dirugikan, aset negara hilang, dan nyawa melayang," tambahnya.
Pihaknya pun mempertanyakan kinerja dari aparat penegak hukum yang ada, karena dinilai tidak dapat memastikan keamanan warga.
"Pertanyaan kami, dimana kinerja kepolisian, dalam memastikan keamanan,"tegasnya.
Dengan demikian, hingga saat ini telah terdapat 32 anak tewas di lubang bekas tambang batu bara.
Diberitakan sebelumnya, siswi kelas V Sekolah Dasar (SD) tewas tenggelam di danau, yang terdapat di jalan Harun Nafsi, Loa Janan Ilir, Selasa (20/11/2018).
Bocah berusia 11 tahun itu ditemukan tewas tenggelam usai bermain air, serta berfoto ria bersama lima orang teman-temannya.
Korban, bernama Nurul Huda Aulia, pagi tadi sekitar pukul 07.00 Wita menuju ke lokasi bersama Dini (13), Gina Fauziah (11), Rifaldi (11) , Sani (8) dan Fahrel (11).
Keenam anak itu berkumpul terlebih dahulu di depan gang Karya Bersama, lalu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke lokasi tujuan.
Kendati melewati medan yang cukup sulit dilalui, seperti perbukitan dan sedikit masuk hutan, termasuk memanjat tebing, namun keenamnya dapat sampai ke tujuan.
Sesampainya di lokasi tujuan, air yang terlihat tenang dan berwarna hijau, membuat korban dan teman-temannya mengabadikan foto dengan berselfie.
Selain berfoto ria, bermain air serta berenang juga dilakukan, namun berenang di danau hanya dilakukan oleh anak laki-laki saja.
Saat mau pulang, korban mengajak Dini dan Gina untuk ikut berenang, namun ajakan berenang itu ditolak oleh kedua temannya itu. Saat korban cuci kaki di pinggir danau, korban terpeleset dan tenggelam di danau tersebut.