TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 9 jenazah korban pembunuhan pekerja jembatan di Papua oleh KKB berhasil dievakuasi ke Timika.
9 jenzah karyawan PT Isaka Karya berhasil dievakuasi dari Puncak Kabo, Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, menuju ke Kota Timika, Kabupaten Mimika, Kamis (6/12/2018) siang.
Selain 9 jenazah yang berhasil dievakuasi dari lokasi pembunuhan para karyawan Istaka Karya yang melalukan pembangunan jembatan Jalan Trans Papua, sebanyak 14 orang yang selamat sebelumnya berhasil dievakuasi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, hari ini diterbangkan ke Timika.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal menyatakan, sebanyak 9 kantong jenazah berhasil dikeluarkan dari lokasi kejadian dan dibawa ke Timika.
“Sembilan jenazah itu kini sudah tiba di Timika. Saat ini, tim ahli forensik Pusdokkes Polri dan tim forensik FK Uncen sedang melakukan identifikasi terhadap jenazah,” ungkap Kamal, Kamis (6/12/2018) siang.
Kamal mengatakan, aparat kepolisian belum bisa memastikan apakah 16 jenazah yang berhasil ditemukan di lokasi kejadian merupakan pegawai PT Istaka Karya.
“Nanti hasil identifikasi oleh hasil forensik dan juga data lainnya dicocokkan. Apakah mereka ini pegawai PT Istaka Karya,” ujar dia.
Baca: KKB Papua Bantai 20 Pekerja Sambil Menari-nari
Dengan telah dievakuasinya 9 jenazah korban pembunuhan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), maka masih ada 7 jenazah lainnya yang masih berada di Mbua, lokasi penjemputan helikopter.
“Tim juga masih melakukan pencarian apakah masih ada kemungkinan korban lainnya berada di Puncak Kabo, baik yang selamat atau pun meninggal dunia,” papar dia.
Dihadang Pemberontak
Sebelumnya diberitakan, Sebanyak 16 jenazah pegawai PT Istaka Karya yang ditemukan di Puncak Kabo, Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika,Kamis (6/12/2018).
Proses evakuasi yang berlangsung di Puncak Kabo, lokasi eksekusi para karyawan pembangunan jembatan Jalan Trans Papua, tempat para karyawan PT Istaka Karya, ke Distrik Mbua, lokasi pendaratan helikopter, mendapat penghadangan dari kelompok pemberontak.
Danrem 172/PWY Kolonel Inf Jonatan Binsar P Sianipar menjelaskan, saat ini proses evakuasi jenazah dari Puncak Kabo, tergolong sulit.
Sebab, anggota yang membawa jenazah mendapat hadangan dari kelompok separatis.
“Saat pagi ini kami melakukan evakuasi 16 jenazah ke lokasi pendaratan helikopter mendapat tembakan dari kelompok separatis. Sampai saat ini kontak senjata masih berlangsung,” lugasnya.
Sebanyak 4 unit helikopter telah disiapkan untuk melakukan evakuasi bagi para korban yang selamat dan yang meninggal dunia.
“Saya dan tim pagi ini menuju ke Mbua dan kami sudah menyiapkan 4 tempat pendaratan heli di Distrik Mbua. Untuk nantinya membawa para korban ke Timika, Kabupaten Mimika. Karena di sana memiliki fasilitas identifikasi kesehatan yang lengkap,” ungkapnya.
Wakapendam XVII/Cendrawasih, Dax Sianturi menjelaskan, sebanyak 16 jenazah ditemukan tim evakuasi di Puncak Kabo.
Dax menjelaskan, 3 orang yang terakhir kali ditemukan selamat, yakni Johny Arung, Tarki dan Mateus.
Kini semua korban selamat masih berada di Distrik Mbua.
“Untuk identitas korban meninggal dunia belum teridentifikasi. Apakah 16 orang itu merupakan karyawan PT Istaka Karya semua, kita belum bisa pastikan,” ujarnya.
Dax menambahkan, kini terdapat 15 orang warga sipil yang telah dievakuasi dari Mbua.
Mereka terdiri dari 7 orang karyawan Istaka Karya, 6 pekerja pembangunan Puskesmas Mbua dan 2 orang guru SMP Mbua.
”Dari personel gabungan yang menjadi korban, ada satu yang gugur yakni Serda Handoko dan 2 personel terluka akibat ditembak,” paparnya.
(Kompas.com/Kontributor Jayapura, John Roy Purba)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Evakuasi 16 Jenazah Pekerja Jembatan di Nduga Papua, Aparat Dihadang Pemberontak"