TRIBUNNEWS.COM, SUNGKAI SELATAN - Seorang pemuda asal Lampung Utara nekat memerkosa dan membunuh gadis 15 tahun.
Perbuatan kejam tersebut dilakukan tersangka lantaran dirinya sakit hati akibat cinta ditolak.
Tersangka bernama Wagiran merupakan warga Dusun Purwodadi, Desa Gedung Ketapang, Sungkai Selatan, Lampung Utara.
Pelaku mengaku merasa sakit hati kepada korban karena cinta ditolak.
Tak hanya itu, ia juga sakit hati lantaran disebut jelek serta hitam.
Peristiwa tersebut terungkap ketika keluarga RA kehilangan kontak dengan korban pada Senin (1/10/2018).
Gadis berusia 15 tahun itu berpamitan dengan pamannya, NU pada Minggu, 30 September 2018.
Korban berpamitan untuk pergi bersama Wagiran.
Korban dan Wagiran saling kenal melalui media sosial Facebook.
Wagiran lalu menjanjikan RA pekerjaan di sebuah butik di Kecamatan Bungamayang, Lampura.
Kepada awak media, tersangka Wagiran mengakui perbuataannya karena khilaf dan sakit hati terhadap korban lantaran cinta ditolak.
”Pertamanya, saya bawa keliling dulu. Di perjalanan, saya katakan ke dia kalau saya suka. Tiga kali mengatakan suka sama dia tapi ditolak. Dia bilang kalau saya ini jelek dan hitam,” katanya.
Wagiran mengungkapkan, dirinya sakit hati atas ucapan korban.
Lantas, ia membawa korban ke tempat kejadian peristiwa (TKP).
Tersangka lalu mencekik dan memerkosa korban.
”Setelah saya perkosa saya cekik lagi, dan mayatnya saya gendong lalu dikubur di perkebunan. Saya menggali tanah menggunakan kayu dan saya lari ke Lampung Timur,” jelasnya.
Kapolsek Sungkai Selatan, AKP Yaya Karyadi menerangkan, pihaknya menangkap tersangka di tempat pelariannya di Kecamatan Lambuhan Maringgai, Lampung Timur.
”Penangkapan tersangka berkat kerja sama dengan kepala desa dan masyarakat. Korban dilaporkan di polsek sejak 30 September 2018 lalu. Terdapat hal tindak pidana, kami fokus dan mengungkap hal tersebut serta menangkap tersangka,” jelas kapolsek.
Ditambahkannya, berdasarkan keterangan tersangka, ia melakukannya seorang diri.
”Ini masih kami dalami. Tersangka telah mengakui perbuatannya karena sakit hati kepada korban akibat cintanya ditolak,” tukasnya.
Keluarga Curiga
Keluarga korban menaruh curiga setelah RA pergi bersama Wagiran pada 30 September 2018 lalu.
Sesampainya di Kecamatan Bungamayang, korban memberikan kabar kepada keluarganya melalui pesan singkat.
Sekitar pukul 16.10 WIB, korban mengabarkan sudah sampai di Bungamayang, dan sedang menunggu mobil.
Kemudian, pukul 21.00 WIB, korban memberikan kabar lagi bahwa sudah sampai ke lokasi.
Namun, keluarga korban menaruh curiga.
Hal itu karena isi pesan kedua dengan percakapan telepon dengan korban berbeda.
Saat ditelepon, RA mengaku sedang berhenti di kebun sawit sekitar pukul 18.00 WIB.
Keterangan berbeda juga dilontarkan Wagiran.
Melalui pesan singkat, Wagiran mengaku sudah tiba di tempat kerja pada pukul 17.00 WIB.
"Saya curiga keduanya kasih informasi berbeda," kata paman korban, NU.
"Pelaku mengaku sinyal di sana tidak ada," ungkapnya.
Hingga akhirnya, paman korban mendapatkan informasi bahwa keponakannya telah meninggal pada Jumat (7/12/2018). (*)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Pria di Lampung Utara Gali Tanah Pakai Kayu untuk Kubur Jasad Cewek yang Dibunuhnya,