TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Tiga kapal ikan di Pelabuhan Benoa, Denpasar, terbakar, Minggu (16/12/2018) pukul 14.00 Wita.
Tiga kapal ikan yang tengah bersandar tersebut hangus terbakar di sebagian besar badan kapal.
Tiga kapal tersebut masing-masing, Mutiara 17, Mutiara 19, dan Hiroshima 06.
Dua kapal yang mengalami kebakaran cukup parah yakni Mutiara 17 dan 19.
Hingga kemarin sebanyak empat orang saksi diperiksa polisi.
Amin, pemilik kapal, saat ditemui Tribun Bali di TKP, menyayangkan kejadian tersebut.
Apalagi satu di antara kapalnya, Hiroshima 06, akan berangkat beberapa hari lagi.
Dia menjelaskan Hiroshima 06 akan berangkat Selasa depan, sementara Mutiara 17 sudah keluar izinnya tinggal naik dok, dan Mutiara 19 izinnya lagi diperpanjang sekalian jaringnya diturunkan.
"Siap berangkat kok itu, rencananya Selasa nanti. Itu cuma pinggir aja, tersambar aja jadi bisa berangkat. Kita lihat nanti, tapi siap berangkat kok, kaptennya juga beda," kata Amin menjelaskan.
Baca: Nyak Sandang Senang saat Jokowi Tawarkan Umrah Sebagai Pengganti Ibadah Haji
Dia tidak mengetahui bagaimana pastinya kejadian tersebut karena tidak berada di TKP.
"Saya tidak tahu apa-apa, baru datang juga ini diinfokan makanya ke sini. Kami bersyukur saja tidak ada korban jiwa. Tiga kapal itu, yang Hiroshima 06 tidak apa-apa, hanya kena sambar api saat angin kencang. Kata kapten, sumber api dari 17, nah yang 06 itu paling pinggir sementara 17 paling ujung dan 19 yang di tengah makanya tersambar juga sedikit," ujarnya.
Baca: Kabar Persib Bandung: Kepastian Ghozali Bertahan hingga Kans Bergabungnya Pemain Asal Purwakarta
Sementara ketika ditanya apakah penyebab kebakaran berasal dari mesin, dia menyanggahnya. Menurutnya mesin kapal itu tidak sedang dalam keadaan hidup.
"Bagian atas kapal gampang terbakar karena dilapisi kayu juga fiber jadi mudah dilahap api. Dua-dua kapal itu mesin mati, jadi kurang tahu bagaimana sebabnya. Apa karena merokok juga belum tahu pasti, ABK ditanya juga mana dijawab. Kita memang instruksikan kalau tidak ada kegiatan mesin dimatikan jadi memang tidak ada mesin hidup," jawabnya.
Baca: Terjerat Utang, Semua Pesawat Sriwijaya Air Pasang Logo Garuda Indonesia
"Mesinnya tidak apa-apa tadi sudah coba, itu air kita sedot agar tidak tenggelam karena ada beberapa bagian kapal yang dimasuki air. Tadi saya sudah cek mesinnya gak apa-apa. Hanya bagian atas itu hancur semua," tambahnya.
Pihaknya menaksir kerugian di bawah Rp 100 juta.
"Karena itu kan bagian atas saja yang terkena api," ujar dia.
Baca: Masuk Daftar Orang Paling Kuat di Dunia Versi Forbes, Peringkat Jokowi Berada di Atas Presiden FIFA
Sedangkan dari keterangan kepolisian, sumber api diduga berasal dari Kapal Mutiara 17 yang sebelumnya berada paling luar di antara dua kapal lainnya.
Kapolsek Benoa Kompol Made Sukerti ditemui di Pelabuhan Benoa mengatakan, kejadian sumber api berawal dari Kapal Mutiara 17.
Hasil dari keterangan saksi, yakni sekuriti yang berjaga, melihat beberapa ABK turun dari kapal setelah ada api.
Baca: Rabe dan Hastani Meninggal Setelah Sepeda Motornya Masuk Kolong Truk, Sopirnya Kabur
"Dari keterangan saksi, ada beberapa ABK terlihat turun dari kapal, setelah dicek ternyata ada muncul api di Kapal Mutiara 17. Saat itu hanya ada satu orang ABK di dalamnya. Sementara di Mutiara 19 ada beberapa ABK," kata Sukerti.
Dia menjelaskan, dari posisi awal kapal, Kapal Hiroshima 06 berada paling pinggir, di bagian tengah ada Mutiara 19 dan paling luar Mutiara 17.
"Saat kejadian, Hiroshima 06 ini bisa melepaskan diri. Sementara api yang muncul dari Mutiara 17 itu terbawa angin sehingga menyambar Mutiara 19 yang berada di tengah," jelasnya merincikan.
Untuk sementara ini, dia mengungkapkan ada empat orang yang diperiksa sebagai saksi, yakni sekuriti dua orang dan ABK dua orang.
"Tapi sampai sekarang masih proses. Masih lidiknya. Apa penyebab dari kebakaran tersebut," terangnya.
Melihat kejadian beberapa bulan lalu, Kapolsek dan jajaran tengah melakukan antisipasi perihal kebakaran susulan.
"Untuk antisipasi kami sudah lakukan juga, bersama instansi terkait melakukan rapat koordinasi untuk mencegah kebakaran. Satu di antaranya ialah peningkatan patroli. Kedua dari setiap perusahaan memiliki odong-odong jika ada terjadi kebakaran. Namun karena angin yang cukup kencang makanya merembet tadi," kisahnya.
Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan dan identifikasi serta meminta keterangan saksi-saksi baik ABK maupun kapten yang berada di kapal.
Penanganan kebakaran dilakukan beberapa jam sejak kebakaran terjadi pukul 14.00 Wita. Petugas BPBD Denpasar berhasil melakukan pemadaman sekitar pukul 16.00 Wita.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Tiga Kapal Terbakar di Pelabuhan Benoa, Pemilik Bantah Sumber Api dari Mesin