Laporan Reporter Tribun Lampung, Dedi Sutomo
TRIBUNNEWS.COM, KALIANDA - Jumlah korban jiwa tsunami Lampung terus bertambah.
Sampai Senin (24/12/2018) pukul 21.00 WIB, korban meninggal dunia akibat bencana tsunami Lampung, khususnya di pesisir Lampung Selatan, mencapai 108 orang.
"Sore sampai malam ini ada tambahan temuan korban meninggal. Sampai malam ini ada 108 korban meninggal dunia yang sudah ditemukan," kata Plt Kepala Dinas Kominfo Lampung Selatan, Sefri Masdian.
Sefri memastikan upaya pencarian korban terus dilanjutkan.
Sebab kemungkinan masih ada korban yang tertimbun reruntuhan bangunan yang belum ditemukan.
Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan telah mendirikan posko tanggap darurat di Desa Way Muli dan Desa Kunjir.
Dua desa itu terkena dampak tsunami paling parah.
Gelombang tsunami menghantam pesisir pantai Lampung Selatan, Sabtu (22/12/2018) malam.
Akibatnya, beberapa daerah porak-poranda.
Baca: Sarkawi Beserta Istri dan 5 Cucunya Bertahan Hidup di Bukit Meski Tak Ada Bantuan Diterima
Daerah yang paling parah terkena dampak tsunami ada di Kecamatan Rajabasa, yakni Desa Way Muli Timur, Desa Way Muli Induk, dan Desa Kunjir.
Kemudian PPI Bom dan Pantai Alau-alau di Kecamatan Kalianda.
Selain korban tewas, korban luka-luka saat ini sudah mencapai 547 orang.
Para korban luka dirawat di RSUD Bob Bazar, Kalianda.
Bantuan untuk para korban pun terus berdatangan dari berbagai pihak.
Sebagian bantuan ada yang disalurkan melalui posko terpadu pemerintah daerah.
Ada juga yang dikirim langsung ke lokasi.
Baca: Sarkawi Beserta Istri dan 5 Cucunya Bertahan Hidup di Bukit Meski Tak Ada Bantuan Diterima
Pangdam dan Kapolda Tinjau Lokasi
Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Irwan bersama Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi meninjau lokasi yang terdampak bencana tsunami di Desa Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan, Senin (24/12/2018).
Pantauan Tribunlampung.co.id, Irwan dan Purwadi berkeliling meninjau beberapa titik terparah yang terkena gelombang tsunami pada Sabtu, 22 Desember 2018 lalu.
Pangdam juga secara simbolis menyerahkan bantuan berupa sembako ke warga yang menunggu di depan Masjid Nurul Huda.
Kerahkan Anjing Pelacak
Sekitar 15 menit usai dilepas untuk mencari korban tsunami, anjing pelacak bernama Vero seketika duduk di atas puing bangunan rumah yang roboh.
Meski sudah ditarik oleh pawangnya, Vero enggan beranjak dari tempat itu.
Tak dinyana, tepat di bawah Vero ada dua jenazah tertimbun.
Para relawan yang berada di sekitar Vero langsung mendekat dan melakukan evakuasi.
Vero pun bersedia untuk bergeser dari posisi duduknya.
Vero merupakan anjing pelacak dari Unit K9 Ditsabhara Polda Lampung.
Vero sengaja diturunkan untuk membantu korban bencana tsunami yang menerjang wilayah Desa Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan, Sabtu (22/12/2018).
Pawang dan Pelatih K9 Brigpol Suprayogi mengatakan, K9 sudah diturunkan sejak Minggu, 23 Desember 2018.
Menurut Suprayogi, anjing pelacak yang diturunkan tidak sama hari per hari.
"Jadi kemarin (Minggu) satu, hari ini satu, besok rencana satu lagi. Itu berbeda-beda. Tidak satu anjing yang diturunkan," kata Suprayogi saat ditemui di lokasi evakuasi, Senin (24/12/2018).
Suprayogi menjelaskan, begitu tiba di lokasi yang terdampak, anjing berjenis herder tersebut langsung diturunkan untuk membantu mencari korban yang tertimbun reruntuhan.
Tetapi, sebelumnya tim sudah mengetahui lokasi yang terindikasi masih ada korban tertimbun.
"Jadi prosesnya, anjing langsung menuju sasaran tempat di mana korban menguarkan bau yang khas. Dan tadi langsung ditemukan dua korban. Kami masih coba mencari lagi, siapa tahu masih ada korban yang tertimbun," papar Suprayogi.
Artikel ini telah tayang di Tribunlampung.co.id dengan judul UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Sudah 108 Korban Tewas Ditemukan di Lampung Selatan