News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Erupsi Gunung Anak Krakatau

Abu Vulkanik Gunung Anak Krakatau Terbang 15 Km, Rute Penerbangan Lampung-Jakarta Dialihkan

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivitas letupan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terpantau dari udara yang diambil dari pesawat Cessna 208B Grand Caravan milik maskapai Susi Air, Minggu (23/12/2018).

TRIBUNNEWS.COM, KALIANDA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM meningkatkan status Gunung Anak Krakatau (GAK) dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga), Kamis, 27 Desember 2018 mulai pukul 06.00 WIB.

Bersamaan dengan situasi tersebut, Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) juga mengeluarkan Notam (notice to airmen) A5440/18 perihal penutupan dan pengalihan rute penerbangan.

Hal ini diungkapkan Humas Bandara Radin Inten II Lamsel Wahyu Aria Sakti.

Menurut dia, pengalihan tersebut guna menghindari penerbangan melewati Gunung Anak Krakatau.

Meski begitu, operasional bandara tidak terpengaruh sama sekali.

Baca: Gedung Shelter Tsunami di Padeglang Berubah Menjadi Tempat Esek-esek, Proyeknya Pernah Dikorupsi

"Kalau jalur penerbangan, istilahnya sama saja seperti rekayasa lalu lintas. Kalau ada macet, dialihkan ke jalan lain. Ini karena ada semburan abu vulkanik, jadi sejumlah penerbangan yang melalui GAK dialihkan jalurnya," kata Wahyu.

Kepala Bandara Radin Inten II Lampung Asep Kosasih menambahkan, sejak terjadinya erupsi GAK, fasilitas bandara baik sisi darat ataupun udara tidak terdampak dan tetap beroperasi normal.

"Namun, kami akan terus memantau perkembangan dan berkoordinasi secara intens dengan BMKG, Airnav dan Direktorat Navigasi Penerbangan," kata Asep.

Baca: Meradang Karena Aurat Dylan Sahara Dikomentari Nyinyir, Ifan Seventeen: Saya Akan Cari Anda!

Sementara Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti mengatakan, pihak Airnav sudah mengeluarkan Notam terkait pengalihan rute penerbangan yang tidak bisa dilewati pesawat.

Namun, Notam khusus penutupan bandara dari AirNav Indonesia belum ada.

"Sejauh ini abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau tidak memberikan dampak kepada penutupan bandara, untuk bandara terdekat seperti Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Radin Inten II Lampung, masih beroperasi normal," kata dia.

Baca: Video Nikahannya dengan Pria Bule Beredar, Aura Kasih Bagikan Momen Spesial Usai Ijab Kabul

Untuk diketahui, peningkatan status GAK menjadi siaga ini didasarkan pada hasil pengamatan dan analisis data visual maupun instrumental hingga 27 Desember 2018 pukul 05.00 WIB.

Sekretaris Badan Geologi Antonius Ratdomopurbo mengatakan, Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukkan hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter sekitar dua kilometer merupakan kawasan rawan bencana.

Potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material pijar, aliran lava dari pusat erupsi, dan awan panas yang mengarah ke selatan yang bisa menyebabkan gelombang tinggi di sekitar kompleks Gunung Anak Krakatau.

Sedangkan sebaran abu vulkanik tergantung dari arah dan kecepatan angin.

Sejauh 15 Km

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga mengimbau maskapai untuk tidak melintas di sekitar Gunung Anak Krakatau.

Pengamat dan Prakirawan Cuaca BMKG Natar Lampung Selatan Rahmat Subekti mengungkapkan, berdasarkan pengamatan radar dan citra satelit abu vulkanik yang keluar dari GAK mencapai 10 km hingga 15 km dan bahkan bisa lebih dari itu.

"Sebaran abu vulkanik sendiri mengikuti arah angin. Belakangan terpantau menuju ke arah barat daya dan semalam sempat mengarah ke selatan dan timur. Sehingga beberapa abu mencapai ke Serang, Banten dan Cilegon," kata Rahmat.

Sebaran abu vulkanik yang tidak menetu karena mengikuti arah angin tersebut, jelas Rahmat, bisa mengganggu penerbangan khususnya di jalur-jalur penerbangan.

"Kalau di wilayah bandara sendiri belum terganggu dengan adanya peningkatan semburan abu vulkanik ini. Sehingga bandara masih beroperasi normal. Tetapi saat pesawat sedang dalam perjalanan, berpotensi terganggu dengan adanya abu vulkanik ini," jelas Rahmat.

BMKG, terus Rahmat, sudah memberikan imbauan kepada maskapai untuk menghindari jalur penerbangan yang melalui GAK. Terutama, saat arah angin sedang bertiup kencang.

"Kami juga selalu memberikan informasi kepada pihak bandara dan maskapai sehingga mereka bisa mengetahui ke arah mana abu vulkanik terbang," papar Rahmat.

Radius 5 Km

Kepala Pos Pantau GAK di Desa Hargo Pancuran Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan Andi Suardi mengatakan, karena peningkatan status ini, tidak boleh ada nelayan, pengunjung dan juga aktivitas lain dalam radius 5-6 kilometer dari GAK.

Ia meneruskan, berdasarkan data Rabu (26/12), secara visual GAK tidak bisa teramati dengan jelas karena tertutup kabut.

Dari data Magma VAR, kata dia, teramati gempa tremor terus-menerus dengan amplitudo 9-35 mm (dominan 25 mm).

Selanjutnya, ada debu vulkanik dengan intesistas tebal berwarna hitam berketinggian 200-500 meter dan suara dentuman terdengar sampai pos pantau.

"GAK juga teramati mengeluarkan awan panas ke arah selatan yang sudah mencapai lautan," terang Andi. Peningkatan status GAK menjadi siaga ini, kata dia, juga pernah terjadi saat krisis pada tahun 2007 dan 2012 lalu.

Gelombang Tinggi

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim juga telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi perairan Indonesia, termasuk Selat Sunda.

Kepala Stasiun Maritim BMKG Lampung Sugiono mengatakan, peringatan dini gelombang tinggi tersebut berlaku sejak 27 Desember 2018 pukul 07.00 WIB hingga 30 Desember 2018 pukul 07.00 WIB.

Menurutnya, terdapat pola tekanan rendah 1002 hPa dan 1008 hPa di Samudera Pasifik utara Papua dan Laut Cina Selatan.

Pola angin di Indonesia, umumnya bergerak dari barat daya ke barat laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5 sampai 25 knot.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda, Perairan Kepulauan Seribu, Laut Sulawesi, Perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Perairan utara Halmahera, dan Laut Banda. Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," kata dia.

Tinggi gelombang 1,25 meter hingga 2,5 meter berpeluang terjadi beberapa titik di antaranya di perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian Selatan dan perairan selatan Banten hingga Jawa Barat.

Sugiono menjelaskan, harap diperhatikan resiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran. Seperti, perahu nelayan, kapal tongkang, kapal feri, dan kapal ukuran besar seperti kargo atau kapal pesiar.

Meski demikian, Sugiono mengatakan, kondisi tersebut belum mengganggu pelayaran di Pelabuhan Bakauheni.

Sejauh ini, kata Sugiono, arus penyeberangan di Pelabuhan Bakauheni masih normal.

"Sampai saat ini masih normal. Peringatan dini gelombang tinggi belum berdampak sampai ke sana (Bakauheni)," kata Sugiono.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengimbau masyarakat untuk menghindari wilayah pantai untuk mengantisipasi kemungkinan tsunami susulan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut, peningkatan status Gunung Anak Krakatau tersebut lantaran masih berlangsung erupsi di kawah gunung.

Pada Kamis (27/12/2018) dini hari, terdengar suara dentuman.

Menurut Sutopo, ada beberapa imbauan yang harus diketahui masyarakat terkait peningkatan status GAK.

Meski begitu, Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Antonius Ratdomopurbo memastikan Gunung Anak Krakatau tidak dalam fase mematikan.

"Satu hal, (Gunung) Anak Krakatau tidak benar masuk dalam fase mematikan," ujar Purbo di Kementerian ESDM, Kamis (27/12/2018).

Purbo tetap meminta masyarakat waspada terkait aktivitas gunung tersebut.

"Sehubungan dengan tingkat aktivitas level III (Siaga) tersebut, masyarakat tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 km dari kawah. Saat hujan abu turun, masyarakat diminta untuk mengenakan masker dan kaca mata bila beraktivitas di luar rumah," kata Purbo.

Humas PT ASDP Cabang Bakauheni Saifulahil Maslul Harahap mengatakan, untuk penyeberangan tidak ada kendala.

Untuk embusan angin juga relatif normal.

"Kita memang sudah menerima imbauan dari kantor Syahbandar kelas I Banten untuk mewaspadai dampak dari erupsi GAK dan cuaca buruk. Ini juga sudah kita sampaikan ke para nakhoda," terang Saiful. (*)

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Debu Vulkanik Gunung Anak Krakatau Terbang 15 Km, Rute Penerbangan Lampung-Jakarta Dialihkan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini