Ia lalu berlari karena melihat ibunya, Ronasih (54), yang sempat tertimbun tanah.
"Saya bersama warga lalu membawa ibu ke tempat yang lebih aman," katanya.
Selesai menyelamatkan sang ibu, Suherman langsung teringat bapaknya.
Ia pun berlari ke rumah bapaknya dan melihat rumah bapaknya sudah runtuh.
"Sayup terdengar suara ayah saya meminta tolong, kami pun langsung melakukan upaya pertolongan," kata Suherman.
Posisi sang ayah, Aham (65), dalam posisi yang terjepit dan sangat sulit untuk dikeluarkan.
Warga lantas membawa dongkrak untuk mengangkat kayu yang menghimpit kaki Aham.
Aham sempat terjebak reruntuhan selama empat jam.
Setelah menggunakan dongkrak, akhirnya warga berhasil mengeluarkan Aham dari reruntuhan rumah.
Baca: Pagi Ini Ridwan Kamil Dijadwalkan Tinjau Lokasi Bencana Longsor di Cisolok
Aham menderita luka memar dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Palabuhanratu.
Suherman mengatakan, kini ia mengungsi ke rumah kakaknya karena rumahnya perlahan juga tertimbun tanah.
Curah Hujan Tinggi dan Kemiringan Lereng
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, dalam keterangan tertulisnya memperkirakan, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya gerakan tanah di wilayah tersebut.
Yakni, lanjut Kasbani, karena hujan dengan intensitas tinggi yang turun sebelum kejadian gerakan tanah, kemiringan lereng terjal, dan material penyusun lereng yang bersifat poros dan mudah menyerap air.
Baca: PVMBG: Curah Hujan Tinggi dan Lereng Terjal Menyerap Air Diduga Jadi Penyebab Longsor di Cisolok