News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Imam Meneteskan Air Mata Ditunjukkan Balok Kayu yang Menghantam Kepala Putrinya saat Sedang Salat

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Merissa Ayu Ningrum (20) mahasiswi korban pemukulan di Masjid Al Istiqomah terpaksa menggunakan penutup mata layaknya bajak laut, akibat pukulan yang didapatkannya saat sedang salat dzuhur, Kamis (3/1/2019). TRIBUN KALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Imam Mustofa (59), ayah dari Merissa Ayu Ningrum (20), korban pemukulan saat tengah menjalankan ibadah salat dzuhur di Masjid Al Istiqomah, Jalan P Antasari, Jumat (28/12/2018) tampak sedih.

Saat anak keempatnya itu menjadi korban pemukulan, Imam Mustofa bersama istri, serta anak bungsunya sedang berada di Malang, Jawa Timur, terkait urusan pekerjaan, sekaligus mendatangi keluarga.

Pada Jumat (28/12/2018) sore lalu, Imam Mustofa yang juga pengurus masjid di wilayah Karpotek mengaku sempat melihat pesan masuk ke grup WhatsApp pengurus masjid yang berisi tentang video pemukulan anaknya di masjid.

Namun, saat itu dirinya tidak menyadari kalau wanita di video itu merupakan anaknya.

Saat itu dia sempat mengumpat ketika melihat video itu, karena si pemukul tidak berprikemanusiaan, terlebih menyerang korbannya saat sedang salat.

"Ketika saya lihat dengan istri saya, saya sempat mengumpat, karena kok tega betul yang mukul itu. Saat itu belum tahu kalau itu anak saya sendiri, karena tulisannya di video itu ibu-ibu," jelasnya kepada Tribun Kaltim, Kamis (3/1/2019) malam.

Baca: Polisi Ringkus Pemukul Mahasiswa yang Sedang Salat di Masjid Samarinda

"Besoknya (29/12/2018) saya baru tahu kalau yang di video itu anak saya sendiri, adiknya yang beri tahu, dia lagi buka ponsel, dapati berita soal pemukulan itu," tambahnya.

Mengetahui anaknya yang jadi korban, Imam sempat tidak nafsu makan, bahkan hampir pingsan.

Dia pun sempat memarahi anak-anaknya yang di Samarinda karena tidak memberitahukan peristiwa itu kepadanya.

Rencana kembali ke Samarinda pada 2 Januari 2019 pun hendak dipercepatnya.

Namun karena telah membeli tiket pesawat PP dan tidak bisa dimajukan tanggalnya, akhirnya Imam tetap kembali ke Samarinda sesuai dengan tanggal yang direncanakan.

Alasan anak-anaknya tidak mau memberitahukan kejadian itu karena khawatir dengan kesehatan dirinya, pasalnya Imam mengidap sakit jantung yang cukup akut.

"Saya sudah 13 tahun sakit jantung, sudah bolak balik rumah sakit, makanya mereka tidak mau beri kabar. Saya hubungin semua, pengurus masjid di Karpotek, keluarga, dan pengurus masjid Al Istiqomah, bahkan anak saya yang laki-laki ke Sangasanga juga nyari pelaku," jelasnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini