Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Bupati Klaten Hj Sri Mulyani menegaskan, tidak ada serbuan beras impor di Kabupaten Klaten.
Bahkan di Kabupaten Klaten sampai Januari 2019 masih surplus beras sebanyak 131.188 ton, karena selama ini Klaten dikenal sebagai lumbung beras nasional.
Menurut rilis yang diterima TribunSolo.com, pernyataan tersebut disampaikan Bupati Klaten Hj Sri Mulyani saat meninjau penggilingan padi milik warga Desa Kepanjen, Kecamatan Delanggu, Klaten, Harjono, pada Rabu, (16/1/2019) siang.
Pernyataan Bupati Klaten Hj Sri Mulyani tersebut disampaikan untuk menanggapi pidato kebangsaan Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto yang digelar di JCC Plenary Hall, Jakarta, Senin, (14/1/2019) malam.
Prabowo Subianto mengkritik kebijakan impor sejumlah komoditas pangan yang dilakukan pemerintahan Jokowi.
Saat kunjungan ke daerah, Prabowo mengaku menemukan petani-petani yang bersedih karena ada impor saat mereka panen.
"Saya juga baru datang dari Klaten, di situ petani-petani beras bersedih karena saat mereka panen, beberapa bulan yang lalu banjir beras dari luar negeri," kata Prabowo.
Baca: Wapres JK: Indonesia Tidak Impor Beras Tahun Ini
Bupati membantah
Menurut Sri Mulyani, sejauh ini tidak ditemukan adanya serbuan beras impor di Kabupaten Klaten.
Selain itu juga tidak ada petani di Klaten yang resah karena beras impor.
"Luas panen padi di Klaten seluas 74.372 hektar dengan produktivitas 5,8 ton per hektar," ujar Sri Mulyani Rabu, (16/1/2019) siang.
"Kemudian produksi gabah di Klaten sampai Januari 2019 sebanyak 431.359 ton atau setara 259.291 ton beras dan untuk kunsumsi beras rakyat Klaten 125.103 ton," tambahnya.
Sedangkan untuk harga gabah di tingkat petani Rp 5.600 sampai Rp 5.700 per kilogram dan harga gabah pembelian pemerintah Rp 4.600 per kilogram.
Harga beras premium Rp 10.300 per kilogram dan harga beras medium Rp 9.600 per kilogram, sehingga harga beras di Klaten tidak anjlok namun juga terjangkau masyarakat.
Salah seorang pengusaha penggilingan padi di Desa Kepanjen, Kecamatan Delanggu, Harjono mengatakan di Klaten tidak ada serbuan beras impor dari luar negeri.
"Karena harga beras masih stabil dan petani tidak merasa dirugikan dengan harga beras tersebut," kata Harjono.
"Dengan harga beras saat ini juga masih terjangkau oleh masyarakat," imbuhnya.
Harjono yang kini juga sebagai Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Makmur Desa Kepanjen, Kecamatan Delanggu menyatakan, kalau beras impor di Klaten tidak ada.
Yang ada adalah para tengkulak atau penebas padi dari kabupaten lain masuk di Klaten.
Namun para pengusaha padi di Klaten selama ini juga mampu membeli harga padi atau gabah petani sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.(*)
Penulis: Eka Fitriani
Sumber: TribunSolo.com