TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI – Masyarakat diminta tidak mengabaikan gangguan pertumbuhan anak akibat stunting.
Apalagi anak-anak bisa mengalami gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis menahun sejak awal kehamilan.
Yang kemudian memperlihatkan mereka akan tidak seperti anak seusianya.
Di Indonesia, stunting dapat menjadi ancaman dan Indonesia akan melewatkan generasi emas bangsa.
Untuk menanggulanginya, pemerintah memasukkan penurunan stunting menjadi target program kerja pemerintah tahun 2015-2019.
Dr Wiryanta, Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informasi, Sabtu (19/01/2019), mengatakan sejumlah Kementerian dilibatkan yakni Kementerian Kesehatan dan sejumlah Kementerian terkait lainnya seperti Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo RI.
Baca: Orangtua Perokok, Anak Berpotensi Stunting
Lintas kementerian ini gencar melakukan sosialisasi, baik melalui media maupun terjun secara langsung dan bertatap muka dengan masyarakat.
“Stunting menjadi priorotas. Kami membantu mendiseminasi informasi dan mengkoordinasikan, karena penanganan stunting ini kan tidak tunggal. Tidak hanya urusan Kementerian Kesehatan. Ini juga menyangkut masalah sosial. Kita semua menyatu, bergotong royong diselesaikan secara bersama-sama,” kata Dr Wiryanta.
Sosialisasi telah dilakukannya di beberapa daerah.
Kusus Jawa Timur terutama di Kediri, pihaknya menggandeng KSTV, stasiun televisi lokal yang mencakup wilayah eks-Karesidenan Kediri melalui acara Live Talk Show.
Talk show menghadirkan dr. Prima Hari Nastiti, praktisi kesehatan.
Diharapkan melalui talk show dapat memberikan pemahaman tentang perilaku hidup bersih dan sehat, untuk mencegah stunting dalam Talk Show bertajuk “Sudut Pandang” tersebut.
Masih lemahnya pengetahuan orang tua terkait pemenuhan nutrisi anak masih menjadi faktor utama, disamping kondisi sosial ekonomi di masyarakat.
Diduga ii yang menyebabkan Indonesia menempati urutan ke 4 dunia untuk penderita stunting dibawah India dan Pakistan.
“Indonesia menyumbang 9 juta anak penderita stunting dari 159 juta anak di dunia. Budaya yang penting kenyang, sementara nutrisi belum tentu tepat masih belum disadari oleh orang tua, terutama masyarakat di desa. Anak berawakan pendek masih dianggap wajar, toh nanti akan tumbuh dengan sendirinya menurut mereka,” kata dr. Prima Hari Nastiti.
Stunting, menurut dia, akan mempengaruhi perkembangan otak anak dengan IQ yang cenderung kurang.
Ini merupakan ancaman serius sehingga harus segera ditekan.