TRIBUNNEWS.COM - Sebuah kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang bocah 12 tahun, terjadi di Desa Warukapas, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), pekan lalu.
Bocah bernama H, menikam seorang pria 32 tahun bernama Novel Kalengkongan warga setempat.
Peristiwa berawal ketika H, melintas naik motor, melewati sebuah rumah tokoh kampung yang tengah mengadakan pesta hajatan.
H kemudian dilaporkan menggas motor keras-keras di depan rumah tersebut.
Kapolsek Dimembe AKP Fenti Kawulur mengatakan, tuan rumah acara hajatan menegur H.
H bukannya minta maaf malah melawan.
Korban, yakni Novel Kalengkongan, kemudian menampar pipi H.
Tuan rumah lalu menyuruh H pulang.
Sampai di rumah, H mengambil pisau yang ada di tas kakaknya lalu kembali.
Sampai di lokasi, H melihat Novel sedang buang air kecil di sebelah mobil yang tengah diparkir.
Ia pun langsung mendatangi dan menikam Novel, lalu kabur.
Korban sempat dilarikan ke Puskesmas lalu ke RSUD Walanda Maramis Airmadidi, Minahasa Utara pada Kamis pukul 23.30 Wita.
Bahkan, korban sempat pulang ke rumah.
Korban dibolehkan pulang setelah mendapat penanganan pada Jumat (18/01/2019) pukul 04.00 Wita.
Tapi, kemudian korban mengeluhkan sakit perut disertai muntah-muntah pada pukul 07.30 Wita.
Keluarga pun kembali membawanya ke RSUD Walanda Maramis.
Namun korban dinyatakan meninggal dunia pada pukul 19.30 Wita.
Dilihati Saja Marah
Kepala SDN Tatelu, Agustin Manua mengungkapkan H sudah tak masuk kelas selama semester berjalan ini.
"Kalau ia (H) seperti anak-anak yang lain. Ia banyak duduk di kelas," kata pada Rabu (23/1/2019)
Kepsek hanya mengetahui tipikal utama H, itu pun sudah ditanyakannya pada para guru-guru yang lain.
"Dia tidak mau diganggu. Kalau nakal sih, sama seperti anak yang lain," katanya.
Ia mengatakan H cepat emosi jika ada orang memandangnya.
H akan cepat naik pitam.
"Ada yang beri nasihat, kenapa harus marah kalau dipandang seperti itu," kata Kepsek lagi.
Kapolsek Dimembe AKP Fenti Kawulur mengatakan, korban masih tergolong kerabat dengan tersangka.
Sebelum peristiwa tersebut, korban sudah beberapa kali menegur H.
"Korban sudah sering menegur tersangka untuk menyuruh pulang, selayaknya orangtua kepada anak-anak, karena ternyata masih terikat saudara dengan mama tersangka," terang AKP Fenti Kawulur.
Kapolsek AKP Fenti Kawulur menduga, karena tidak senang ditegur, tersangka melakukan penikaman tersebut.
Dia mengatakan, H sudah pernah terlibat kasus pelecehan seksual kepada gadis di bawah umur.
"Setelah kita gali ternyata anak ini sudah pernah terlibat kasus pelecehan kepada anak di bawah umur, jadi track record-nya memang sudah nakal," ujarnya.
Menurut Kapolsek AKP Fenti Kawulur, korban bermaksud baik, tapi tidak diterima oleh si bocah.
Ditambah lagi tersangka sering bergaul dengan anak-anak putus sekolah dan anak nakal sehingga sudah tidak takut untuk membawa senjata tajam.
"Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar lebih memperhatikan anak-anak, jangan ada lagi yang membawa senjata tajam berkeliaran dan masih berada di luar rumah sudah larut malam," ujarnya. (*)