Terakhir pada Rabu (22/1/2019) malam, sembilan pengungsi Rohingya yang tersisa di Panti Gepeng Dinsos Langsa, juga dilaporkan kabur.
Mereka adalah Mohammad Ismail, Mohammad Amin, Mohammad Salim, Mohammad Abdul Rahim, Mohammad Taker, Mohammad Idris, Abdul Karim, Mohammad Nur Shabi, dan Abdul Rosyid.
Menurut warga sekitar yang sempat melihat pengungsi ini keluar dari panti, saat itu mereka dijemput oleh mobil minibus ke sekitar panti dan kemudian bergerak ke arah Medan.
Humanitarian Cordinator Yayasan Geutanyoe, Nasrudin, kepada wartawan, Kamis (24/1/2019), menyesalkan kaburnya ke 21 pengungsi Rohingya tersebut.
Ia menduga ada agen khusus atau agen perdagangan manusia (human trafficking) yang memfasilitasi kaburnya warga Rohingya tersebut.
Menurutnya, pengungsi tersebut sampai saat ini belum mengetahui daerah maupun bahasa lokal.
"Jadi, bila tidak ada campur tangan agen, rasanya tidak mungkin mereka berani keluar dari penampungan. Kami juga menduga para pengungsi tersebut diiming-imingi sesuatu oleh agen, sehingga mereka mau menerima tawaran ke luar dari panti," jelas Nasruddin.
Sementara itu, rencana relokasi atau pemindahan pengungsi etnis Rohingya dari Kompleks Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Cot Gapu, Bireuen, ke lokasi lain makin tidak jelas jadwal dan lokasi sasarannya.
Pemkab Bireuen berharap Dinas Sosial Aceh bersama Plt Gubernur Aceh dan Kementerian Sosial untuk mencari solusi agar pengungsi yang tersisa sebanyak 45 orang itu bisa segera direlokasi.
Baca: Kejati Jatim Terima SPDP Kasus Prostitusi Online, Tersangkanya Vanessa Angel dan 4 Muncikari
Kadis Sosial Bireuen, Dr Murdani mengatakan, keberadaan warga Rohingya di Bireuen yang hampir setahun membuat Pemkab Bireuen kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Menurutnya, bantuan dari Kementerian Sosial RI melalui Dinsos Aceh beberapa waktu lalu untuk stok 45 hari yang diserahkan 29 Desember lalu kini sudah memasuki hari ke 27.
Dikatakan, pihaknya sudah menyampaikan hal tersebut ke Dinsos Aceh dan berharap segera ada solusi untuk relokasi pengungsi asal Myanmar tersebut.
"Awalnya ada wacana akan dipindahkan ke Langsa, namun sekarang sudah tak jelas lagi jadwalnya," ujarnya.
Ditambahkan, petugas keamanan dari Satpol PP yang ditempatkan di lokasi tersebut juga butuh perhatian dari pemerintah karena mereka bertugas siang dan malam.