TRIBUNNEWS.COM - Setelah sampai di Banyuwangi, Amiruddin akhirnya mengaku bahwa dirinya tak memiliki ibu kandung bernama Nurasiyah yang tinggal di Banyuwangi, Jawa Timur.
Amiruddin, pria asal Sumatera Utara tersebut, berjalan kaki dari Medan ke Banyuwangi hanya untuk menepati nazarnya. Selama perjalanannya, banyak relawan yang membantu berupa makanan hingga uang tunai.
Dari para relawan, Amiruddin mengaku menerima sejumlah bantuan uang tunai sebesar Rp 74 juta.
Amiruddin pun meminta maaf kepada para relawan karena telah mengarang cerita tentang ibu kandungnya di Banyuwangi.
Berikut ini fakta lengkap kisah Amiruddin:
1. Pengakuan Amiruddin kepada para relawan
Permintaan maaf tersebut disampaikan lelaki kelahiran Mandailing, 11 November 1975, di Balai Desa Ketapang, Sabtu malam (26/1/2019).
"Sebenarnya saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya merasa bersalah kepada relawan se-Indonesia. Sebenarnya tidak ada yang saya tuju di Banyuwangi. Saya hanya berjalan kaki dari Sumatera hingga ke Banyuwangi selama dua bulan lebih untuk nazar jika sembuh dari sakit," katanya.
Sebelumnya, pria yang akrab disapa Amir ini mengaku berjalan kaki dari Medan ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk menemui ibu kandungnya di Ketapang.
2. Uang bantuan dari para relawan mencapai Rp 74 juta
Selain itu, Amiruddin juga menjelaskan, dirinya mendapatkan bantuan dari para relawan sekitar Rp 74 juta. Namun dirinya tak ada niat untuk meminta sumbangan, hanya memenuhi nazar saja.
"Tapi selama jalan kaki saya tidak meminta bantuan, termasuk tidak meminta untuk dikawal oleh para relawan. Saya minta maaf kepada masyarakat Indonesia. Sekarang saya hanya ingin pulang ke kampung saya," jelasnya.
Sementara itu, uang tersebut dia simpan ke rekening pribadinya. Rencananya, uang tersebut digunakan untuk usaha setelah pulang ke kampung halamannya.
Sesuai dengan KTP yang dipegang, Amiruddin tercatat tinggal di Dusun III KP Mandailing, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatra Utara, dengan pekerjaan wiraswasta dan status perkawinan belum kawin.
3. Niat awal hanya memenuhi nazar usai sembuh dari sakit
Amir mengaku, setelah sembuh dari sakit dirinya berjanji akan berjalan kaki dari Medan ke Banyuwangi.
Namun dia tidak menyangka banyak orang yang bersimpati kepadanya dengan memberikan bantuan.
Ia menyebutkan, Desa Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, sebagai tujuan perjalanan karena dia pernah memiliki teman kerja yang berasal dari Banyuwangi.
Temannya itu tinggal di belakang masjid di dekat Pelabuhan Ketapang.
Sementara itu, Kepala Desa Ketapang Slamet Kasihono menjelaskan, Amiruddin telah sampai ke Banyuwangi diantar dengan mobil milik relawan yang mengikutinya mulai dari Madiun.
"Saat tiba di Banyuwangi, saya bonceng Pak Amir ke rumah yang katanya rumah temannya. Kebetulan, rumah saya pas di belakang masjid nomor 4. Katanya rumahnya di nomer 6, tapi tidak ada alamat yang dimaksud oleh dia," tuturnya, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/1/2019),
4. Rencana penyambutan sempat digagas warga
Kepala desa Ketapang Slamet menjelaskan, warga desa dan para relawan berencana menggelar acara penyambutan bagi Amiruddin.
Namun, setelah tiba di Ketapang dan Amiruddin mengakui bahwa cerita ibu kandung di Desa Ketapang hanyalah rekayasa, maka acara tersebut dibatalkan.
"Saya sengaja tidak bilang ke para relawan jika Pak Amir sudah di Banyuwangi. Jadi tadi malam Pak Amir langsung konfirmasi bagaimana cerita yang sebenarnya karena berita tentang Pak Amir ini sudah viral ke mana-mana," ujar Slamet.
Walapun Pak Amir melakukan kebohongan dengan menyebutkan ibunya tinggal di Desa Ketapang Banyuwangi, Slamet mengaku tidak mempermasalahkannya.
"Sekarang semuanya saya serahkan ke pihak yang berwajib. Dan, saya meminta agar semua relawan legowo dengan kebenaran ini. Bahkan ada yang sudah jauh-jauh datang dari luar kota Banyuwangi untuk datang ke Ketapang. Semoga terus terjalin silaturahmi," katanya.
5. Polisi: Tak ada unsur pidana
Kapolsek Kalipuro AKP Jaenur Rofik mengatakan, pihak kepolisian hanya meminta keterangan Pak Amir dan belum ada temuan yang mengarah ke tindak pidana. Alasannya, selama ini pemberian bantuan ke Pak Amir bersifat sosial.
"Kalau ada yang merasa dirugikan ya silakan melapor. Tapi sementara ya hanya dimintai keterangan. Tadi malam juga nginap di Ketapang di rumah salah satu warga, jadi tidak kami tahan," katanya.
Aksi jalan kaki Amiruddin sempat viral di media sosial dan beberapa relawan di setiap kota yang berbeda ikut mengawal pak Amir sejak masuk wilayah Jawa Timur.
Amiruddin bahkan sempat diundang oleh Habib Hadi Zainal Abidin, pengasuh Pondok Pesantren Royadlus Sholihin di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kedemangan, Kota Probolinggo, yang juga merupakan Wali Kota Probolinggo terpilih, pada Kamis, 24 Januari 2019 lalu. (Kompas.com/Ira Rachmawati)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta di Balik Amiruddin Jalan Kaki dari Medan ke Banyuwangi, Bohong tentang Ibu hingga Kaget Jadi Viral."