TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK -- Personel Jatanras Polda Kalbar berhasil menangkap tersangka dugaan kasus pembunuhan di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), Selasa (29/01/2019) dini hari WIB.
Adapun korban adalah juragan keripik pisang bernama Haryanto (40), sedangkan pelaku berinisial AP (17).
Hingga, Selasa (29/01/2019) siang, tersangkan masih menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian.
Mengingat tersangka masih di bawah umur, proses pemeriksaannya didampingi petugas dari Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalimantan Barat.
Komisioner KPPAD Kalbar, Alik R Rosyad yang turut mendampingi tersangka, mengungkapkan pihaknya akan melakukan pendampingan perkara ini hingga tuntas.
Pihaknya pun mengupayakan pengacara bagi tersangka, dikarenakan masih anak bawah umur dan dari keluarga sederhana.
"Karena keluarga tersangka ini tidak mampu membayar pengacara, maka nanti kami akan siapkan dari pemerintah," kata Rosyad, Selasa (29/01/2019).
Baca: KPK Lakukan Penggeledahan di 5 Lokasi Terkait Kasus Suap Bupati Mesuji
Alik mengungkapkan, motif dari tersangka menghabisi korban adalah dikarenakan sakit hati, kesal dan emosi.
Awalnya korban menjanjikan uang sebesar Rp 500 ribu untuk melakulan hubungan seksual sesama jenis (menyimpang).
Setelah hal tersebut dilakukan, ternyata korban tidak memberikan uang tersebut, dan lantas tidur.
Alik mengatakan, berdasarkan penyelidikan awal oleh pihak kepolisian, tersangka mengungkapkan dirinya dipanggil ke Mempawah dengan alasan membantu membuat keripik pisang.
Namun setelah beberapa hari bekerja tersangka tak kunjung dibayar oleh korban.
"Mereka kenal memang sudah sejak lama, lalu beberapa hari ini tersangka ditawari korban via Facebook untuk membantu membuat kripik, karena pesanan menjelang Imlek cukup banyak. Tersangka sempat bekerja empat hari di sana, dengan upah Rp 15 ribu per kilo," kata Alik.
Puncaknya, Minggu (27/1/2019) malam, korban mengajak tersangka berhubungan seksual menyimpang, dengan dijanjikan uang sebesar Rp 500 ribu.
Setelah melampiaskan hasratnya, korban langsung tidur dan tidak memberikan uang yang dijanjikan.
"Selesai korban langsung mandi dan tidur, padahal, tersangka besoknya mau pulang ke Pontianak. Malam itu kata dia, ditunggunyalah si korban, mau bangunkan takut. Mau ditinggalkan, duitnya belum dikasih," katanya.
Baca: Tanduk Lawan Seperti Zidane, Pelatih Klub Italia Dihukum 5 Bulan
Karena kesal dan emosi, tersangka megambil cangkul yang kebetulan ada di lokasi, lalu masuk ke kamar korban dan menghamtamkan bagian bonggol (bagian belakang mata cangkul, red) cangkul ke bagian wajah korban hingga korban meninggal dunia.
"Sekitar jam 1 itu muncullah niatan menghabisi korban. Tapi tersangka saat itu juga bimbang, dia berkali-kali keluar-masuk rumah, jadi bimbang dia, dan sekitar pukul 1 lewat itu dia nekat menghabisi korban," kata Alik.
Setelah menghabisi korban itu, tersangka pun lantas mengambil sejumlah barang milik korban dan kabur diri ke Pontianak.
Hingga Selasa kemarin, pelaku masih di lakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian.
Pelaku di Bawah Umur
Karena pelaku di bawah 18 tahun, selama pemeriksa pelaku di dampingi oleh Petugas dari KPPAD.
Kasubdit 3 Ditreskrimum AKBP Fauzan Sukmawansah yang di temui awak media di ruangannya mengungkapkan bahwa pelaku di tangkap di jalan Adisucipto, Kabupaten Kubu Raya.
Pelaku pembunuhan berhasil di kenali, karena tetangga sekitar melihat pelaku dalam beberapa hari terakhir sudah berada di rumah korban.
Memang sebelum korban di temukan dalam keadaan yang mengenaskan, tetangga sempat melihat pelaku bersama korban.
"Jadi ada saksi yang melihat sekitar jam 9 malam itu, pelaku dan korban terlihat bersama, dan sekitar jam 2 korban dieksekusi,"ungkapnya.
Dari pengakuan tersangka, Fauzan mengungkapkan bahwa korban dihantam dengan menggunakan cangkul sebanyak 5 kali di bagian wajah, yang mengakibatkan dahi / tempurung korban retak dan meninggal dunia.
"Korban di habisi ketika tidur, dengan menggunakan cangkul, bongkolnya "bagian pangkal cangkul" sampai 5 kali,"ungkapnya.
Baca: KPU RI Batal Rilis Caleg Mantan Koruptor Kemarin Malam, Ini Alasannya
Bahkan darah dari korban bersimbah dan mengotori dinding kamar.
Korban sendiri dihabisi oleh pelaku saat korban tengah terlelap tidur dengan pulasnya.
Fauzan mengungkapkan bahwa dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi bahwa ternyata korban dan pelaku telah mengenal sejak lama, dan pelaku sendiri dalam beberapa hari terakhir memang terlihat di Kabupaten Mempawah dikediaman korban.
"Udah lama mereka kenal ini, pelaku dari SMP telah mengenal korban, dari sejak korban tinggal di kubu raya, lalu pindah ke Mempawah,"ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa pelaku nekat menghabisi korban dikarekan Pelaku merasa kesal lalu tersulut emosi, karena korban yang telah menjanjikan sejumlah uang kepada tersangka namun korban tidak menepatinya, yang mana pelaku dalam beberapa hari memang telah membantu korban dalam membuat kripik.
Setelah menghabisi korban, pelakupun lalu menggasak sejumlah barang milik korban, yakni motor, handphone dan sejumlah uang tunai milik korban.
Fauzan menceritakan bahwa pelaku setelah melakukan pembunuhan tersebut langsung kabur menggunakan kendaraan korban.
Saat di amankan bersama sejumlah barang bukti, pelaku tidak melakukan perlawanan.
Pihak kepolisian pun menemukan sejumlah barang bukti yang menunjukkan bahwa AP merupakan pelaku pembunuhan di Kabupaten Mempawah.
"Kita temukan sepeda motor yang sudah di lepas plat nomornya, lalu kunci yang masih ada bercak darah, handphone masih ada bekas darah,"ungkapnya.
Periksa 4 Saksi
Kasubid III Ditreskrimum Polda Kalbar, AKBP Fauzan Sukmawansyah mengungkapkan, hasil penyelidikan sementara terkait kasus pembunuhan Haryanto (43) pengusaha keripik pisang di Jalan Gusti Asmaun Dusun Pinang RT 11 RW 04 Desa Malikian Kecamatan Mempawah Hilir, Senin (28/1/2019) kemarin.
Diduga korban dianiaya menggunakan cangkul.
Perbuatan tersangka itu diketahui lewat penyelidikan yang dilakukan Polsek Mempawah Hilir.
Dimana korban Haryanto diduga kuat meninggal dunia akibat mengalami cidera pada kepala bagian kanan yang diduga abakit hantaman benda tajam.
Selain itu di lokasi kejadian, polisi mengamankan baju dan seprai milik korban yang berlumuran darah.
Serta cangkul yang juga terdapat bercak darah kering di dalam garasi rumah korban.
Baca: Nenek Katinem Diduga Tewas Karena Motif Asmara, Polisi Curigai Pria yang Dekat dengan Korban
Sekitar empat orang warga setempat yang telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian sebagai saksi.
Baca: Barongsai dan Ritual Tandu Pisau Warnai Peringatan Penghormatan Dewa Langit di Tangerang
Dan juga pihak kepolisian memperoleh informasi dimana sebelum kejadian pembunuhan, korban sempat menerima tamu dan menginap.
Dimana ada tiga orang tamu. Dari tiga orang tamu menginap ternyata ada terduga pelaku pembunuhan yakni AP asal Pontianak.
Selain itu yakni dua orang remaja warga Sui Kunyit namun pada malam sebelum ditemukan korban Haryanto tak bernyawa itu.
Namun dua orang remaja asal Sui Kunyit tersebut sekitar pukul 21.00 WIB pulang.
Hanya AP yang menginap di rumah korban.
Namun saat korban ditemukan tak bernyawa, AP menghilang bersama sepeda motor korban Aerox yang masih baru.
Sudah Cerai
AP merupakan warga Jl Harapan Setia, Kelurahan Sui Asam Kecamatan Sui Raya, Kabupaten Kubu Raya (KKR) Kalbar.
Tersangka kasus pembunuhan tersebut sudah diamankan di Mapolda Kalbar.
Adapun korban, Haryanto ditemukan dalam keadaan tak bernyawa oleh karyawannya Misda (35).
Dimana saat itu Misda yang biasa bekerja sebagai pengupas pisang, ingin melaksanakan aktivitas seperti biasanya.
Saat itu melihat korban sudah tak bernyawa di dalam kamar korban.
Sontak membuat Misda panik dan keluar memanggil warga yang lewat.
"Saya mau bekerja seperti biasa, lihat bapak (korban-red) didalam kamar sudah berdarah. Lalu saya keluar dan panggil orang," terangnya.
Saksi lainnya yang merupakan tetangga korban, Sudarso mengetahui korban telah meninggal dari Misda yang berteriak histeris.
Baca: Siswi SD yang Dihukum Push Up karena Belum Bayar SPP Kini Pindah Sekolah
"Pertama kali karyawan korban, Misda yang menemukan, dimana Misda mau bekerja. Dan masuk melalui pintu garasi yang sudah terbuka, pada saat dilihat kamar korban juga sudah terbuka, dan didapati korban sudah bersimbah darah, lalu dia keluar dan berteriak histeris," jelas Sudarso
Sudarso mengatakan korban ditemukan sekitar pukul 14.30 WIB, saat itu memang waktu untuk karyawan bekerja.
"Jumlah karyawannya sih ada 6 orang, tapi tergantung pesanan yang ada. Kalau banyak bisa lebih dari itu karyawan yang bekerja, kalau sepi biasa 2 atau tiga orang jak," ujarnya.
Sehari sebelum kejadian, Sudarso menuturkan dirinya masih sempat berbincang dengan korban.
"Semalam habis isya masih sempat ngobrol, karyawan pun masih ada yang bekerja. Karena pekerja memang beraktivitas di depan rumah, pegawai bekerja memang dari 14.30 sampai malam biasanya," terangnya.
Sudarso menuturkan korban tinggal dirumah tersebut sendirian, tidak ada keluarga yang menemani.
"Dia sudah nikah dan punya anak satu, tapi sudah lama cerai. Anaknya ikut istrinya, ini juga rumah belum lama dia beli," katanya. (Ferryanto)