"Nah ketika Australia musim dingin, dia terbang kembali lagi. Singgahnya pagi sekali. Saya pernah lihat macam-macam, ada yang kakinya merah, cucuknya merah, ada yang kakinya panjang, ada yang kakinya kayak mentok, bagus-bagus. Artinya mangrove yang jenisnya beragam disukai binatang. Kalau satu jenis kayak taman biasanya satwa gak begitu suka," cerita Risma.
Pihak Kitakyushu, kata Risma, sudah menyanggupi permintaan dan syarat yang diajukan Pemkot.
Saat ini Mangrove Gununganyar dan Wonorejo mengoleksi kurang lebih 26 jenis dari 260 jenis yang ada di Indonesia.
"Surabaya punya jenis mangrove yang paling banyak. Jumlahnya terus bertambah ini sedang kita cari," tutup Risma.
Djoestamadji, Kadis Pertanian dan Pertahanan Pangan Kota Surabaya menambahkan, kerjasama dengan Kitakyushu ini mengarah kepada beberapa hal.
Misalnya masalah air bersih, bantuan tanaman dari Nagoya University, membantu menghadirkan kunang-kunang, dan masih banyak lainnya.
"Kitakyushu membantu tanaman dari Nagoya University, masalah air bersihnya, kunang-kunangnya, persiapan tanaman dan banyak lagi. Nanti LIPI yang mendampingi. Kebun raya nanti seperti kebun raya Purwodadi, hanya saja tanamannya mangrove," jelas Djoestamadji.
Kunang-kunang menjadi hal penting, Djoestamadji menambahkan kehadiran hewan satu ini menurut penelitian adalah penanda atau indikator udara bersih sekali.