News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polda Bali Minta Keterangan Siti Sapurah terkait Kasus Dugaan Paedofilia di Ashram Klungkung

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siti Sapurah (kiri) didampingi rekannya I Wayan Setiawan setelah dimintai keterangan di Mapolda Bali, Jalan Supratman, Denpasar, Kamis (31/1/2019) sore. TRIBUN BALI/BUSRAH SYAM ARDAN

Menurutnya, kasus ini mandek selama 10 tahun lantaran tidak ada yang berani melaporkan GI ke polisi. Selain karena GI tokoh berpengaruh, dia juga seorang guru spiritual.

"Pada saat aktivis ini tidak berani melapor, saya telepon Kasubid 4 Polda Bali, bisa nggak Polda Bali itu turun tangan. Jangan tunggu kami melapor," ucap Ipung, Selasa (29/1/2019) lalu.

Baca: Bule Mengamuk hingga Obrak-abrik Kantor Konjen Swiss di Denpasar, Petugas Terpaksa Membiusnya

Menurut Ipung, kasus dugaan paedofilia di salah satu ashram di Kabupaten Klungkung ini terjadi sejak 2008. Diduga korban kasus ini bertambah di tahun berikutnya.

Terakhir, 2015 dilaporkan diduga ada empat anak menjadi korban, namun belum terungkap hingga kini.

Hingga kemudian, kasus ini kembali mencuat ke permukaan bermula dari postingan foto di media sosial yang mengunggah foto istri Gubernur Bali, Putri Koster, bersama terduga pelaku.

Hal ini pun menuai komentar dan viral hingga kemudian istri Gubernur mengundang empat orang pemerhati anak yaitu Siti Sapurah, Dwitra J Ariana, I Wayan Setiawan dan Ria Olsen, untuk bertemu di Wisma Sabha Utama, Denpasar, Senin (28/1/2019) malam.

Ashram Bantah
Terkait Polda Bali yang akan mandalami kasus paedofilia yang diduga dilakukan tokoh di ashram yang berlokasi Desa Paksebali, itu ditanggapi tenang oleh pengurus di ashram.

I Wayan Saridika, salah seorang pengurus ashram, menegaskan, tuduhan tindakan paedofilia yang dilakukan di ashram tersebut tidak lah benar.

Terlebih yang dituduh melakukan tindakan itu adalah GI, seorang tokoh yang sudah dianggap orang tua sendiri oleh murid-murid di ashram itu.

"Tidak ada itu. Tidak ada sama sekali. Kami di sini justru sangat diperhatikan," ungkap Wayan Saridika yang sejak anak-anak menjalani kesehariannya di ashram tersebut.

Ia menjelaskan, aktivitas di ashram sejak awal didirikan tahun 2004 silam berjalan normal.

Selama tinggal di asrham, anak-anak justeru diajari hidup teratur setiap harinya. Bahkan anak-anak di ashram diberikan pendidikan yang layak, hingga ke jenjang perguruan tinggi.

"Tidak ada yang aneh. Kami justru diajarkan hidup teratur. Pagi melakukan puja lalu ke sekolah dan yoga. Bahkan komunitas yoga, juga sering melakukan aktivitasnya di ashram ini. Tidak ada yang aneh-aneh seperti yang dituduhkan," jelasnya.

Menurutnya, dugaan tindak paedofilia ini sudah lama dituduhkan. Namun tuduhan itu tidak beralasan, dan tidak ada buktinya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini