TRIBUNNEWS.COM, TRENGGALEK - Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti sempat geram saat menemukan alat penangkap baby lobster (benur) di Pantai Mutiara, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
Alat yang terbuat dari ijuk itu didapat Susi saat padling menuju pantai yang masih alami ini.
Susi pun mengungkapkan kekesalannya saat berdialog dengan nelayan di desa ini, Senin (4/2/2019).
Menurutnya, apa yang dilakukan para nelayan dengan menangkap baby lobster adalah sesuatu yang bodoh.
Benur-benur itu ditangkap dan dijual Rp 30.000 per ekor.
Sementara bandar yang menjadi pengepul sudah mengambil keuntungan Rp 15.000 per ekor.
Padahal jika dibiarkan beberapa lama, benur itu bisa laku jutaan rupiah.
“Gak usah ngurus, gak usah memberi makan, ditunggu sebentar saja sudah jadi Rp 1.000.000.
Kok dipanen, dijual Rp 30.000, bodo tenan to? (bodoh benar kan?)” ujar Susi disambut tawa para nelayan.
Susi juga menyesalkan, sebab selama ini nelayan hidup dan besar dari laut, tapi kurang bisa menjaga laut.
Menangkap baby lobster sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.
Sebab ke depan tidak ada lagi lobster besar yang bisa ditangkap.
“Masa panen lobster biasanya September - Oktober saat masim hujan. Kenapa dipanen Mei – Juni?” ucap Susi geram.
Menurutnya, laut tidak hanya berisi lobster. Karena itu nelayan lebih baik menangkap ikan lain, daripada menangkab baby lobster.
Kelangsungan laut akan tergantung pada kemauan nelayan untuk menjaga laut.
“Saya buat aturan untuk memakmurkan rakyat, buat anak cucu, cicit sampeyan (anda). Bukan buat saya,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Susi: Nelayan Yang Tangkap Baby Lobster, Bodo Tenan,