Deni sejak di bangku SMP sudah mulai menambang. Saat ini, dia sudah berusia 38 tahun dan masih menambang.
Pasi Ops Kodim 1303 Bolmong Kapten Inf Asrak Badarun di lokasi mengatakan, tim evakuasi yang dipimpin Kapolres Kotamobagu AKBP Gani Siahaan bersama Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolmong serta warga dan keluarga para korban sedang evakuasi korban keempat yang sudah meninggal dunia.
Berdasarkan data yang diterima sampai kemarin siang, sudah ada 19 orang dievakuasi dan selamat, 4 penambang ditemukan meninggal dunia.
Lokasi tambang bisa diakses melalui dua jalan. Pertama mengikuti jalan di PT JRBM dan kedua jalan tradisional yang dibuat penambang.
Medannya ekstrem. Kalau ikut jalan perusahaan JRBM harus naik mobil truk khusus dan mobil 4 x 4. Selain itu, pemeriksaan ketat oleh petugas keamanan sehingga tidak sembarangan orang bisa tembus.
Sementara jalur lainnya, menyusuri perkebunan dari jalan besar membutuhkan waktu sekitar 1 jam lebih berjalan kaki dan mendaki.
Keluarga korban longsor memadati basecamp PT JRBM untuk mendengarkan informasi. Marlina Moha, istri satu di antara korban berharap suaminya Teddy Mokodompit (36), warga Desa Pontodon selamat dari musibah itu.
"Kemarin suami saya pamit menuju lokasi tambang dan sampai sekarang belum ada kabar," katanya sambil meneteskan air mata.
Ibu yang memiliki tiga anak ini sangat terpukul dengan kejadian ini. Keluarga berharap suami atau keluarganya selamat atas kejadian longsor.
Berdasarkan informasi dari warga yang selamat Safri, Teddy masih berada dalam lubang saat longsor.
Hingga Rabu kemarin, sudah 10 korban yang dibawa ke RSUD Kotamobagu.
"Empat korban yang dibawa tadi malam hingga pukul 01.00," ujar Gunawan Ijom, Humas RSUD Kotamobagu.
Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Ibrahim Tompo menyampaikan keprihatinannya atas musibah tersebut dan turut berduka cita atas korban meninggal dunia.
"Kita prihatin dengan kondisi yang terjadi di seputaran lokasi tambang, kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan evakuasi terhadap para korban, apalagi mengingat di dalamnya masih banyak korban," katanya, di ruang kerjanya, Rabu (27/2/2019).