"Saya ekspor tahun pertama, 3 bulan saya hanya satu kontainer. Saat tahun ke dua, saat pameran di Singapura banyak pembeli datang dari semua negara, di sana saya ditantang harus mengirim 18 kontainer dalam sebulan," tegasnya.
Ia mengaku bingung saat itu. Sebab di awal mula merintis karir usaha meubel ke luar negeri itu, kemampuannya untuk ekspor hanya 1 kontainer dalam satu bulan. Namun Jokowi berpikir momen itu adalah kesempatan dan ia harus berani ambil risiko.
"Tapi berani ambil risiko itu harus berhitung. Kalau tanpa kalkulasi itu namanya nekat tapi ngawur. Itu yang nggak boleh," tegasnya di hadapan ribuan millenial yang hadir dalam acara Ngopi Jokowi ini.
Oleh sebab itu ia kini masih heran mengapa banyak anak muda yang masih mengeluhkan masalah modal dalam usaha. Padahal menurutnya tidak semua usaha butuh modal yang besar.
"Modal yang saya miliki dulu adalah kepercayaan orang. Kepercayaan pembeli, kepercayaan bank, kepercayaan konsumen. Karena dulu saya juga nggak punya agunan, yang saya punya adalah kepercayaan," kata Jokowi.