TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Setelah hilang 12 tahun, Karyono ditemukan kembali dengan cerita beraroma mistis sehingga menggegerkan desanya.
Dia merupakan warga Karangalang, Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah.
Putra sulung Romsiyati (50) dan Kardi (58) ini raib sejak 2007 silam.
Karyono ditemukan di kawasan Telaga Ranjeng, Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.
Sekarang umurnya sudah 31 tahun.
"Dia mengalami perubahan sikap 3 bulan sebelum hilang misterius. Karyono saat itu masih berumur 19 tahun, orangnya memang pemalu.
Tetapi dia normal sebagaimana anak laki-laki lain," kata Romsiyati di rumahnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (28/3/2019).
Sebelum menghilang dan susah dicari, ada satu hal yang membuat Karyono merasa minder dan malu.
Dia menderita penyakit gatal akut kala itu.
Penyakit gatal di kaki tersebut tidak kunjung sembuh dan susah diobati.
Sebelumnya dia beraktivitas normal, bermain bersama teman-temannya di sekitar rumah dan desa.
Setelah terkena penyakit itu, Karyono menjadi merasa kecil hati.
Dia malu bergaul atau bertemu rekan-rekannya.
Kondisi tersebut membuat Karyono menjadi pribadi yang tertutup.
Dia lebih sering menghabiskan waktu di rumah saja.
Kalau diajak keluar rumah, dia enggan.
Hanya mau mengobrol dengan keluarga atau kerabat.
Selain itu, itu dia sering melamun dan berdiam diri.
Entah apa yang menjadi beban pikiran dia sehingga selalu terlihat murung.
Perubahan perilaku dan kebiasaan Karyono tersebut dirasakan oleh keluarga tiga bulan sebelum menghilang.
"Pikirannya kosong, kemungkinan sudah punya pemikiran untuk pergi.
Dia pergi tanpa pamit setelah mandi dan keramas pukul 08.00 pagi," imbuh Romsiyati.
Karyono raib pada 19 November 2007.
Saat itu, pengguna gadget dan peranti elektronik lain masih terbatas.
Seluruh warga Dusun Karangalang bergotong-royong mencari Karyono.
Pencarian juga melibatkan anggota Polsek dan Koramil.
Mereka menduga Karyono hilang karena hanyut di sungai atau kasus lain.
Tak hanya itu, keluarga juga menghubungi beberapa tokoh spiritual.
Di mana saja untuk melacak keberadaan Karyono.
Menurut Aris, kakak sepupunya, sudah puluhan "orang pintar" disambangi.
Tujuannya dimintai bantuan mencari keberadaan Karyono.
"Semua orang pintar yang kami datangi jawabannya sama, Karyono masih hidup.
Di mana keberadaanya? Masih menjadi teka-teki," ungkap Aris.
Jadi selama hampir 12 tahun itu, keluarga Romsiyati tidak mengadakan tahlilan ataupun prosesi kematian.
Mereka yakin betul Karyono masih hidup, akan kembali suatu saat nanti.
Romsiyati memang sangat berduka karena anak sulungny dari dua bersaudara itu pribadi yang rajin.
Karyono dikenal suka membantu orangtua.
"Dia itu anaknya penurut dan pendiam.
Biasanya membantu ayahnya memperbaiki perangkat elektronik.
Dia juga mampu menangani masalah kelistrikan seperti membetulkan bola lampu atau neon yang putus," kenang Romsiyati.
Beberapa tetangga Romsiyati merasa Karyono sudah meninggal.
Namun, sang ibu yakin anaknya masih hidup di suatu tempat.
Berada di lokasi tersembunyi.
Ada pula yang berpendapat Karyono tersesat di alam gaib.
Keluarga memang percaya selama hampir 12 tahun ini Karyono memang berada di dunia lain.
"Kami keluarga makin percaya bahwa Karyono memang dibawa ke dunia lain.
Kalau dia hidup di jalanan, tidak mungkin ditemukan dalam kondisi bersih dan terawat.
Badannya saja berisi dan tidak kurus.
Kulitnya bersih, hanya rambut dan kakinya yang terlihat kotor," ungkap Aris.
Setelah berjumpa, Aris menyebut keluarga semakin heran.
Sebab, penyakit gatal-gatal di kaki Karyono yang sebelumnya susah disembuhkan itu sudah hilang.
Sepanjang telapak kaki hingga ke mata kaki tampak bersih.
Tidak terlihat Karyono menggaruk-garuknya sebagai pertanda rasa gatal. (Tribunjateng/Permata Putra Sejati)