TRIBUNNEWS.COM, TRENGGALEK - Wisata jelajah hutan durian di Desa Dukuh, Kecamatan Watulimo, kabupaten Trenggalek, memberikan pengalaman unik cara menikmati durian di tempat tumbuhnya.
Namun yang tak kalah menarik, pohon-pohon manggis juga tumbuh subur tidak jauh dari setiap pohon durian yang ada.
“Di mana ada pohon durian, di situ pohon manggis kami tanam. Kami masih terus kembangkan,” ujar Ketua Kelompok Tani Sri Rahayu II Desa Dukuh, Sujono.
Desa Dukuh dan Desa Sawahan, Kecamatan Watulimo adalah dua desa yang dikenal penghasil durian terbaik di Trenggalek.
Setiap tahun buah berduri asal dua desa ini diburu para pedagang. Namun belakangan popularitas buah manggis terus meningkat.
Sujono mengungkapkan, selama ini durian hanya mempunyai pasar lokal. Durian terbaik sekalipun tidak pernah menembus pasar luar negeri. Sedangkan manggis sudah menembus pasar ekspor sejak 2004.
“Kalau sekarang di Watulimo sudah ada lima titik penyortiran buah manggis untuk ekspor. Kalau rintisannya sudah sejak 2004 silam,” sambung Sujono.
Buah manggis asal Kecamatan Watulimo telah dikirim ke berbagai negara, seperti Tiongkok, Taiwan dan Arab Saudi.
Manggis laris manis di luar negeri bukan hanya sebagai buah. Namun juga diambil kulitnya untuk obat.
Masih menurut Sujono, 39 anggota kelompoknya mempunyai sekitar 3.000 pohon manggis. Jumlah ini terus berkembang seiring tanaman baru yang terus ditambah.
Namun sejauh ini lima eksportir yang masuk ke Watulimo semuanya berasal dari luar Trenggalek.
“Mereka sudah lama menjalin kerjasama dengan para petani. Ke depan peluangnya semakin terbuka, karena akan dibuka pasar ke Uni Eropa,” ungkap Sujono.
Dalam masa panen, setiap malam Sujono dan kawan-kawan bisa menghasilkan manggis sebanyak 3 ton.
Padahal panen kali ini buruk dibanding tahun sebelumnya, karena gangguan cuaca. Jika cuaca mendukung, hasil panen bisa tiga kali lipat.