TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Penipuan dengan modus menukar uang receh terjadi di Kota Mojokerto.
Korbannya adalah pengelola toko perlengkapan anak-anak, Lestari, di Jl Mojopahit, kota Mojokerto.
Aksi penipuan ini terekam tiga kamera CCTV Toko Lestari.
Seorang pegawai Toko Lestari Rodiatul Masruroh (18) mengatakan, kejadian ini terjadi, Rabu (17/4). Kala itu, Toko Lestari sedang ramai pembeli.
"Kejadiannya kemarin, Rabu (17/4) sekitar pukul 12.45 WIB. Karena hari libur, toko ramai pembeli," katanya, Kamis (18/4/2019).
Masruroh sapaan akrabnya menyebutkan, pelaku berjumlah 3 orang.
Baca: KAMAHK: Hasil Hitung Cepat Membingungkan dan Menggiring Opini Masyarakat
Baca: Kapan Pengumuman Resmi KPU Hasil Pilpres 2019? Simak Infografik Alur Rekapitulasi Suara Ini!
Saat memasuki toko, seorang pelaku langsung menyodorkan tawaran penukaran uang receh kepada pemilik toko Sri Setyowati (45) yang duduk di kursi kasir.
"Bu Setyowati menerima tawaran para pelaku. Karena toko butuh uang koin untuk kembalian. Selain itu bu Setyowati berniat membantu," sebutnya.
Sejumlah pegawai pun menghitung jumlah uang koin yang diserahkan pelaku.
Mulanya, para pegawai menghitung uang koin dengan cara menyamakan nominalnya.
"Nominal uang koin yang diserahkan pelaku di antaranya Rp 100, Rp 200, dan Rp 500.
Sebelum dihitung, Kami mengumpulkan uang koin dengan menyamakan nominalnya.
Kami menghitung dengan membeber uang koin di lantai sebelah kasir sembari duduk lesehan," ucapnya.
Tak seberapa lama, tiba-tiba seorang pelaku menghentikan para pegawai saat tengah menyamakan nominal uang koin.
Baca: Jokowi: PM Malaysia Ucapkan Selamat Pemilu di Indonesia Sukses
Baca: Jokowi: PM Malaysia Ucapkan Selamat Pemilu di Indonesia Sukses
Lantas, pelaku mencampur uang koin yang telah disamakan nominalnya oleh pegawai.
"Seorang pelaku berkata, cara menghitungnya disusun tak sesuai nominal saja.
Namun, setiap satu susunan nomilan uang koinnya berjumlah Rp 1.000. Kami tanpa curiga menuruti permintaan pelaku," paparnya.
Dia menambahkan, pelaku kemudian mengambil alih perhitungan nominal uang koin. Satu demi satu koin disusun oleh pelaku.
"Teman saya, Tika Dewi (18) tidak boleh ikut campur saat menghitung sama pelaku.
Saya tak mengetahui hal itu. Karena saat itu saya diajak mengobrol dengan dua pelaku lain yang berdiri di belakang saya.
Saya kira Tika waktu itu juga ikut menghitung, ternyata hanya melihat saja," ujarnya.
Setelah uang koin sudah tersusun, pelaku tersebut mengumpulkannya.
Pelaku mengumpulkan 10 susunan uang koin. Total nominal 10 susunan uang koin itu Rp 10.000.
"Setelah dikelompokkan menjadi tiap 10 susunan, para pelaku menandai dengan satu koin.
Baca: Usai Kampanye, Sandiaga Uno Kelelahan, Bagaimana dengan Maruf Amin?
Baca: Hak Suaranya Ditolak TPS, Verrell Bramasta Sampai Keluar Masuk Kampung Demi Nyoblos Pemilu
Satu koin itu dianggap nominalnya Rp 10.000 atau sesuai dengan 10 susunan uang koin. Satu koin itu dimasukkan ke topi pelaku," ujarnya.
Selanjutnya, seorang pelaku menyerahkan uang koin yang telah tersusun dan terhitung ke Setyowati. Tanpa rasa curiga Setyowati menukar uang koin itu dengan uang kertas.
"Pelaku mengumpulkan uang itu di depan bu Setyowati. Pelaku berkata, uang itu terkumpul Rp 2.294.000.
Kemudian Bu Setyowati membulatkan nominalnya. Dia memberikan uang Rp 2.300.000 kepada pelaku. Setelah itu pelaku diduga kabur ke arah Jalan Bhayangkara," ungkapnya.
Sekitar 30 menit berselang, Setyowati mulai curiga. Dia curiga para pelaku menghitung uang koin yang berjumlah Rp 2.294.000 dengan kurun waktu kurang dari satu jam.
"Kami pun menghitung ulang uang koin itu. Benar saja, uang koin yang diserahkan pelaku hanya berjumlah Rp 500.000 bukan Rp 2.294.000. Toko mengalami kerugian sekitar Rp 1.800.000. Setelah menyadari telah tertipu, kami melapor polisi," terangnya.
Masruroh menyebutkan ciri-ciri pelaku.
Pelaku yang menghitung uang koin ciri-cirinya berpawakan tambun, berkumis, mengenakan kaus putih, jaket cokelat, dan membawa tas ransel.
Pelaku selanjutnya ciri-cirinya menenteng tas anyaman plastik berisi uang koin serta mengenakan kaus garis-garis hitam dan putih.
Pelaku terakhir yang berada di belakang Masruroh mengenakan kaus hitam dan berpawakan kurus tinggi.
"Kedua pelaku yang berdiri di dekat saya serta satu pelaku yang menghitung uang koin selalu mengajak kami berbicara.
Hingga kami tak menyadari jumlah hitungan nominal uang koin. Dengan mengajak berbicara perhatian kami teralihkan, seperti digendam," jelasnya.
Sementara itu, Sri Setyowati berharap agar para pelaku segera tertangkap agar kejadian serupa tak menimpa warga lain.
"Ini jadi pelajaran, agar kejadian serupa tak kembali terulang," pungkasnya. (Danendra Kusumawardana)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Waspadai Penipuan Dengan Modus Tukar Uang Receh. Pelakunya Masih Berkeliaran,