Hal inilah yang menjadi penyebab keterkejutan Nur Azizah saat mendengar DP diduga kuat sebagai pelaku yang membunuh dan memutilasi Vera.
"Bukan saya mau menutupi atau membela. Tapi memang anak itu nggak banyak ulah. Tadi pagi waktu saya dengar kabar itu, wah bingung. Kaget saya dengarnya," ucap dia.
Nur Azizah juga sempat mendengar cerita dari ayah DP, bahwa Vera sudah pernah diajak ke rumahnya.
"Karena hubungan mereka baik, nggak ada masalah," ujarnya.
Baca: Kebijakan Jokowi Menaikkan Gaji PNS Berujung pada Pelaporan Dugaan Menyalahgunakan Kekuasaan
Saat mendengar dugaan pelaku yang mengarah pada DP, pihak keluarga sempat menghubunginya.
"Orang tuanya bilang kalau dia ditelepon, tapi tidak diangkat. Pihak keluarga takut nanti dia jadi korban salah sasaran. Kabar ini kan belum benar, tapi takutnya orang sudah langsung main hajar atau gimana," katanya.
Sementara itu, tidak lama kemudian dua orang anggota keluarga DP terlihat keluar dari rumah.
Namun tidak ada satupun dari mereka yang bersedia memberikan komentar.
Dengan menggunakan masker dan helm, dua orang tersebut langsung pergi dengan mengendarai sepeda motor, tanpa memberikan keterangan sedikitpun.
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi mengatakan saat ini Jatanras Polda Sumsel sudah saling berkoordinasi dengan Polres Musi Banyuasin (Muba) untuk melakukan penyelidikan.
"Kita juga memperoleh data- data info dari Polres Muba. Kita juga sudah koordinasi terkait data yang didapat dari hotel tempat mereka menginap. Selanjutnya kita sudah menurukan jatarnas polda dan bekerjasaa sama dengan Polres Muba untuk melakukan penyelidikan," ungkapnya.
Kesedihan Keluarga
Suhartini (50) ibu kandung dari almarhum Vera Oktaria sempat tak ingin percaya bahwa mayat yang dimutilasi itu adalah anak gadisnya.
Ia yakin setelah ia melihat langsung kondisi fiisik mayat dan ada cicir-ciri fisik pada mayat tersebut yang menegaskan bahwa itu Vera. Terutama anting-anting dan bekas luka di tangan.
Suhartini (50) ibu kandung Vera Oktaria tak kuasa menahan tangis menanggung kesedihan karena telah kehilangan putri bungsunya untuk selama-lamanya.