TRIBUNNEWS.COM, BATURAJA - Syamsuri, ayah Prada DP yang terkait kasus mutilasi Vera Oktaria belum bisa berkomentar banyak, sejauh ini dia masih meyakini anaknya itu adalah terduga.
Meski begitu, Syamsuri berharap anaknya segera kembali ke rumah agar bisa secepatnya diketahui duduk persoalan yang sebenarnya.
Syamsuri terlihat sangat lelah dan sedih atas pemberitaan mengenai anaknya yang selama ini hilang, dikait-kaitkan dengan kematian Vera Oktaria.
Ia menyatakan, sejauh ini pihak keluarga masih mempercayai bahwa DP bukanlah terduga, karena selama ini ia dikenal sebagai anak yang baik dan tidak pernah ada masalah dengan orang lain.
"Kami percayakan saja kepada pihak yang berwajib untuk mengungkap kasus yang masih simpang siur hingga saat ini. Nantinya jika terduga dinyatakan bersalah kami siap menerima dengan apapun keputusannya," ucapnya.
Pantauan di kediaman Prada DP, yang terletak di Lorong Taman Bacaan RT 06/03 Kelurahan Tangga Takat Kecamatan SU II, Palembang, Kediaman Prada DP terlihat tertutup rapat.
Pagar rumahnya pun terkunci. Rumah DP dan Vera hanya berjarak 150 meter.
Sejoli ini berpacaran sejak SMP.
Ketua RT 06/03, Nuraziza mengatakan, DP dikenal sebagai anak yang ramah dan mudah bergaual dengan tetangga.
"Dengan siapa pun, dia ramah, mudah bergaul, apalagi dengan orang yang lebih tua darinya," kata Nur.
Apalagi setiap bertemu di jalan saat hendak pulang ke rumah. Semua orang yang perpapasan dengan DP pasti selalu disapanya.
"Dia itu orangnya tidak sombong," ujar Nur.
Nuraziza mengaku kaget jika benar DP terlibat kasus pembunuhan itu.
"Tidak menyangka pelaku dia. Tidak mungkin pelaku DP, kami tak percaya," katanya.
Saat DP lulus tes TNI waktu itu, kata Nr, keluarganya mengelar syukuran dan selamatan di rumahnya.
"Kami terus berdoa agar bukanlah DP pelaku dari peristiwa itu," katanya.
Disingung mengenai korban, Vera Oktaria yang merupakan pacara DP, Nuraziza mengatakan, dirinya tidak tahu persis dengan hubungan keduanya.
Tewas di Penginapan
Diberitakan sebelumnya, Vera Oktaria (20), yang sempat dikabarkan menghilang usai bekerja di salah satu minimarket hingga malam hari akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Mayat Vera Oktaria ditemukan di kamar Penginapan Sahabat Mulia, Jalan PT Hindoli RT 05 RW 03 Kelurahan Sungai Lilin, Kecamatan Sungai Lilin, Muba, Sabtu (11/5/2019).
Menurut Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, penemuan mayat pertama kali diketahui pengurus penginapan Nurdin yang diberitahu Muniarti (53) yang merupakan pemilik penginapan, Jumat (10/5/2019) pukul 11.00 WIB.
Awal kecurigaan ini saat pengurus penginapan Nurdin sedang membersihkan dengan menyapu lantai penginapan dan mencium bau menyengat yang sumbernya dari kamar 06.
"Saksi mengetuk pintu kamar dan mencoba untuk membuka pintu kamar, tetapi tidak ada respon dari penghuni kamar. Setelah itu, saksi sempat menanyakan keberadaan tamu di kamar yang tidak kembali setelah membawa kunci," ujarnya.
Pada Jumat, sekitar pukul 11.00 WIB saksi mencium bau dari dalam kamar semakin menyengat.
Karena curiga, diputuskan untuk menghubungi Polsek Sungai Lilin.
Setelah Polsek Sungai Lilin, datang dan kamar dibuka, ditemukan sesosok wanita di atas ranjang dalam keadaan tidak mengenakan busana dan kondisi tangan terpotong.
Semula Suhartini (50), ibu kandung Vera Oktaria sempat tak percaya bahwa mayat yang dimutilasi itu adalah anak gadisnya.
Ia yakin setelah melihat langsung kondisi fisik mayat dan ada ciri-ciri fisik pada mayat tersebut yang menegaskan bahwa itu Vera. Terutama anting-anting dan bekas luka di tangan.
Suhartini (50) ibu kandung Vera Oktaria tak kuasa menahan tangis menanggung kesedihan karena telah kehilangan putri bungsunya untuk selama-lamanya.
Belakangan diketahui, berdasarkan hasil autopsi terhadap jenazah, wajah korban menghitam karena diduga ada benturan keras.
"Diduga ia disiksa dulu, setelah meninggal jenazahnya dengan tangan sampai siku yang sudah dipotong dimasukkan dalam kasur yang disobek," ujar Kapolres Muba, AKBP Andes Purwani SE MM.
Diduga Hendak Dibakar
Lokasi ditemukannya mayat perempuan yang dimutilasi di Muba, ternyata diduga akan dibakar pelaku.
Hal ini dari hasil olah tempat kejadian, yang ditemukan barang bukti minyak tanah, obat nyamuk dan korek di dalam kamar.
"Diduga, pelaku ini mau membakar kamar dengan membuat timer menggunakan korek api, minyak tanah dan obat nyamuk," ujar Direktur Reskrimum Polda Sumsel, Kombes Yustan Alviani ketika ditemui di RS Bhayangkara Palembang, Jumat (10/5/2019).
Pentol korek yang ditempelkan di obat nyamuk, diduga sebagai timer.
Sehingga, ketika kamar sudah ditinggal maka dengan sendirinya pentol korek akan terbakar dan menyulut api di tempat tidur.
Dari situlah, dengan timer yang dibuat dan ada minyak tanah di dalam kamar membuat kamar menjadi terbakar. Dengan terbakarnya kamar, pelaku berharap jejak mereka akan hilang.
"Tetapi ternyata, obat nyamuknya padam. Sehingga tidak sempat membakar pentol korek api yang menjadi pemicu api untuk membakar tempat tidur," ungkapnya.
Lalu siapakah pelaku yang tega membunuh hingga memutilasi tangan kasir cantik ini dan apakah motifnya?
Kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap Vera Oktaria, seorang kasir minimarket di kawasan Sungai Lilin, Musi Banyuasin diduga dilakukan oleh oknum TNI.
Kapendam II/Swj, Letkol Inf Djohan Darmawan mengatakan, dirinya sudah mendengar informasi terkait dugaan pembunuhan yang melibatkan oknum anggota TNI.
"Masih diduga pelakunya oknum anggota TNI, dan yang bersangkutan adalah siswa Sartaif di Rindam II/ Baturaja yang melakukan THTI (Tidak Hadir Tanpa Izin )," kata Letkol Inf Djohan Darmawan ketika dikonfirmasi Sriwijaya Post, Sabtu (11/5/2019).
Hingga saat ini, pihaknya Pomdam II/ Sriwijaya bersama Polda Sumsel sedang melakukan penyelidikan dan pengembangan terkait kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota TNI.
"Kita masih melakukan penyelidikan dan pengembangan terkait kejadian tersebut. Pomdam II/Swj dan Polda Sumsel bergerak cepat," ungkapnya.
Dalam hal ini pihak Kodam II/ Swj akan melakukan tindakan sesuai hukum yang berlaku apabila ada anggotanya yang melakukan tindakan pidana.
Baca: UPDATE Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo, Data Masuk 78,48% Senin 13 Mei Pukul 07.30 WIB
"Ya kita kan melakukan tindakan sesuai hukum, jika ada anggota kita yang melakukan tindakan pidana," kata Letkol Inf Djohan Darmawan.
Buru Prada DP
Prada DP yang diduga punya hubungan dengan kasus mutilasi Vera Oktaria di Sungai Lilin, Musi Banyuasin ternyata sedang diburu oleh Sub Denpeom II/4-4 Baturaja.
Prada DP merupakan siswa Dikjur Tamtama Infanteri Ridam II/SWJ yang Disersi dari Dodik Latpur Baturaja.
"Belum, belum tertangkap, kita masih memburu DP," tegas Komandan Subdenpom II/4-4 Baturaja, Kapten CPM Gatot Udiyono yang dikonfirmasi Minggu (12/5/2019).
Baca: Misteri Ponsel Berdering dan Kegelisahan Vera Sebelum Ia Dibunuh dan Dimutilasi
Menurut Kasub Denpom, DP lari dari Dodiklatpur (Komando Pendidikan dan Latihan Tempur) sejak tanggal 4 Mei 2019.
Upaya-upaya yang sudah dilakuan dengan menyebar foto dan informasi ke instansi terkait dan ke seluruh lapisan masyarakat di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dan sekitarnya.
Kasub Denpom II/4/4 Baturaja menjelaskan oknum Siswa Dikjur Tamtama Infanteri Ridam II/SWJ atas nama DP diburu karena pergi atau meninggalkan Komando Pendidikan dan Latihan Tempur (Dandodik Latpur) Rindam II/Swj di Baturaja tanpa izin.
DP meninggalkan komando pendidikan dan latihan tempur sejak delapan hari lalu.
Dansub Denpom membenarkan bahwa DP memang tercatat sebagai siswa Dikjur Tamtama Infanteri Rindam II/Swj yang sedang mengikuti latihan kecabangan/kejuruan di Dodilatpur Rindam II/Swj di Baturaja.
Namun saat ditanya apa motif oknum siswa Dikjur Tamtama Infanteri Dikjur Taif ini kabur dari komando pendidikan, Kasub Denpom mengaku belum tahu motifnya.
Sub Denpom II/4-4 Baturaja terus mencari keberadaan DP yang disersi dari Komando Pendidikan dan Latihan Tempur.
Baca: Vera Oktaria Tega Disiksa, Dibunuh, Dimutilasi Sampai Nyaris Dibakar, Ini 8 Fakta Terduga Pelaku
Sempat Diancam Hendak Pacar
Suasana duka sangat terasa di kediaman Vera, korban tewas dimutilasi di Jalan KH Azhari, Lorong Indah Karya No 116 Kelurahan Tangga Takat SU II Palembang, Sabtu (11/5/2019).
Pantauan Sripoku.com, rumah panggung ini terlihat para tetangga istirahat setelah baru selesai pemakaman almarhumah di TPU Nagaswidak Palembang.
Jenazah Vera setelah diautopsi di RS Bhayangkara Palembang dimakamkan di TPU Nagaswidak Tanggatakat Palembang.
Suhartini (50), ibu korban Vera, saat ditemui di rumah duka terduduk lesu bersandar di dinding kamar yang terbuat dari kayu, sambil memegang figura foto Vera.
"Ya bener, Vera, anak saya yang meninggal di Sungai Lilin itu," Ungkap Suhartini saat Sripoku.com berkunjung ke rumah duka.
Diketahui Vera merupakan anak bungsu dari empat bersaudara.
Saat tiba di rumah duka, menurut sang ibu, dia tak sanggup lagi melihat nasib anaknya yang meninggal dengan kondisi tersebut.
"Wajah Vera sudah tidak jelas lagi, Vera sudah dimakamkan tadi pagi," jelasnya membalas telepon kakak almarhum yang menanyakan kabar dari ponselnya.
Diceritakan oleh Suhartini, anaknya itu orangnya pendiam dan hormat pada orang lebih tua darinya.
"Vera adalah anak yang baik, pendiam dan tidak banyak macam-macam," tegas ibu Vera.
Vera merupakan karyawati minimarket yang baru diterima bekerja. Keseharian anak ibu Suhartini ini pediam dan baik.
Ketika ditanya tentang pacar almarhumah, ibu berjilbab ini menjawab Vera sudah ada pacar dan tahu nama dan orangnya.
"Mereka pacaran sejak SMP tapi kalo dak salah dak lama ini mereka dah putus," jawabnya.
Menurut Suhartini, sebelum hilang, Vera pernah curhat tentang hubungannya dan sang pacar berinisial DP, bahwa dia takut dengan DP karena sifat temperamental.
"Aku dak galak lagi pacaran dengan dio, galak mukul. Aku merasa aman di rumah bae daripada di jalan samo dio. (Aku ga mau lagi pacaran sama dia, dia sering mukul. Aku merasa aman di rumah saja daripada di jalan sama dia--red)," ujar Tini sambil menirukan ucapan Vera ketika itu.
"Jeritke bae kalu dio cak itu. (Teriak saja kalau dia seperti itu--red)," tambahnya.
Suhartini juga menceritakan teman Vera pernah mengatakan, DP sempat mengancam bahwa lebih baik Vera tewas di tangannya daripada pacaran dengan orang lain.
"Daripada dio jatuh ke cowok lain lebih baik kubunuh, itu diomonginyo ke kawan-kawan Vera. (Daripada dia jatuh ke cowok lain lebih baik aku bunuh, itu yang dikatakannya kapada kawan-kawan Vera--red)," jelasnya.
Diketahui DP tinggal tidak jauh dari rumah Vera tapi beda lorong. DP tinggal di Lorong Taman Bacaan RT 6 RW 03.
DP merupakan anggota TNI yang baru dilantik di Baturaja.
"Baru dilantik sedang bertugas di Baturaja, berapo hari kemudian komandan nelpon ayuk Vera dari hp DP yang dikiranya ayuk DP, padahal bukan. Dia mengabarkan bahwa DP sudah satu minggu tidak bertugas, melarikan diri," cerita ibu Tini.
Sementara rekan kerja Vera menceritakan tidak menduga sama sekali jika Vera mengalami nasib tragis seperti ini.
"Vera kalo pulang selalu sendirian naek motornya, dan dak pernah terlihat ada orang yang mengikutinya," ujar salah satu teman kerja Vera.
"Vera baru satu minggu bergabung di tempat kami pak," tambahnya.
Telepon Tak Pernah Diangkat
Dari rumah duka, Sripoku.com akhirnya memutuskan untuk mengunjung rumah orang tua DP yang terletak tak jauh lorong Vera, di Lorong Taman Bacaan Tanggatakat.
Sripoku.com tidak menemukan orang tua DP dan hanya bertemu dengan ketua RT 6 RW 03, Nur Azizah.
Ketua RT terkejut dan tidak menyangka jika DP diduga sebagai pembunuh Vera.
"Semoga bukan ya, sebab orangnya baik, sopan sama orang tua," kata Nur Azizah.
Nur Azizah menjelaskan setelah peristiwa ini terjadi, orang tua DP sempat telepon tapi tidak pernah diangkat.
"Ibunya terkejut dan syok, berharap itu bukan perbuatan DP," jelas Nur Azizah yang didampingi suaminya saat menerima wartawan. (ard/diw)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Ayah Prada DP Minta Sang Anak Pulang, Masih Percaya Ia Bukan Terduga Mutilasi Vera Oktaria