“Saya bukannya tak rela Allah menjemput anak saya. Namun bukan dengan cara seperti ini. Ini namanya penyiksaan,” kata Dewi.
Diotopsi di RSUD Djasamen Saragih
Mayat Fery Widyansyah (16) telah tiba di Ruang Forensik Rumah Sakit Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar.
Mayat Fery tiba dengan menggunakan mobil ambulans Polres Labuhanbatu.
Diketahui, Fery siswa SMA Negeri 2 Labuhanbatu merupakan korban amukan massa karena dituding mencuri seekor ayam. Fery mendapatkan penganiayaan hingga tewas.
Setiba di rumah sakit, jenazah Fery ditemani dua orang temannya. Dua temannya ini menemani hingga ke dalam ruang otopsi.
Petugas medis sempat membuka sarung yang menutupi tubuh korban.
Pada bagian wajah Fery terdapat luka robek diduga bekas hantaman batu. Pada bagian kepala bagian belakang juga terdapat bercak-bercak darah.
Diduga Fery dianiaya menggunakan batu dan benda tumpul.
Slamet Tanjung teman korban mengungkapkan kronologis kejadian.
Slamet menjelaskan Fery diajak saudaranya bernama Putera (27) untuk pergi ke sebuah perkampungan di Jalan Padang Pasir Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu, Kamis (16/5/2019) malam.
Fery disuruh menunggu di atas sepeda motor. Saat Putera melakukan aksi terlanjur kepergok warga.
Putera pun mencoba melarikan diri. Namun, warga datang berbondong melakukan pemukulan dan penganiayaan.
"Gak sempat lari langsung dikepung. Dia pergi bersama dengan saudaranya Putera naik sepeda motor ke kampung sebelah. Putera menyuruh Fery nunggu. Rupanya putera beraksi maling ayam. Ketika ketahuan fery yang nunggu di depan ikut dimasakan," katanya.