Senada dengan Sobari, reaksi yang sama juga ditunjukkan keluarga pelaku.
Deni, keponakan pelaku merasa sangat kaget atas penangkapan pamannya.
"Kaget saya, saya gak tahu apa-apa, orangnya juga kan kurang terbuka," tutur Deni (30) saat ditemui TribunnewsBogor.com, Jumat (17/5/2019) malam.
Deni menambahkan, pamannya adalah sosok yang tertutup dan jarang bercerita.
"Dia gak pernah cerita-cerita apa aktifitasnya, enggak. Dia memang asli orang sini, dia sudah berkeluarga, anaknya empat," imbuhnya.
3. Polisi telusuri sumber dana pelaku
Berdasarkan pantauan TribunnewsBogor.com, hingga Sabtu (18/5/2019) kemarin, polisi masih terus menelusuri aliran dana kelompok terduga teroris E.
Brigjen Polisi Dedi Prasetyo sekalu Karopemnas Divisi Humas Polri mengungkapkan, terduga teroris E telah masuk dan terlibat dalam jaringan teroris sekitar lima tahun.
"Koneksi dengan TH cukup panjang, kemudian dengan Mujahidin Indonesia Timur juga sudah memiliki koneksi. Artinya, cukup berpengalaman untuk kelompok Virgi Abu Hamzah ini," ungkapnya.
"Saat ini pendanaan masih kita lakukan pendalaman, nanti akan kami beritahu jika semuanya sudah jelas," imbuhnya.
"Densus 88 masih terus bekerja, masih melakukan pengejaran karena kelompok ini sangat militan karena mereka memiliki rekam jejak yang lebih dibanding JAD Bekasi dan Lampung," pumgkasnya.
Baca: Tukang Parkir Terduga Teroris Punya Laboratorium Bom & Ajak Teman Latihan Perang, Ini Faktanya
4. Terduga teroris E merupakan kelompok Virgi Abu Hamzah
Karopemnas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan, terduga teroris E bukanlah kelompok jaringan JAD.
Melainkan masuk dalam kelompok teroris Virgi Abu Hamzah yang terbilang lebih terstruktur dan militan.