TRIBUNNEWS.COM, BANGKO -- Jenazah Sandro korban peluru nyasar saat kerusuhan pada Aksi 22 Mei di Gedung Bawaslu tiba di Pamenang Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (24/5) pagi.
Suasa haru terasa dikediaman orangtuanya. Tak sedikit keluarga dan kerabat mengeluarkan air mata.
Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 09,45 WIB menggunakan mobil ambulans. Tak berapa lama kemudian rombongan istri korban juga tiba di lokasi.
Keluar dari minibus putih, dengan mata berkaca-kaca, istri korban langsung disambut dan dipapah oleh keluarga masuk ke rumah duka.
Tak lama berselang, jenazah Sandro dikeluarkan dari rumah untuk diberangkatkan ke masjid.
Baca: Film Potret Guru Ngaji Di Pedalaman Karya Sutradara Sigit Ariansyah Diputar Perdana di Bayt Al-Quran
Baca: Taiwan Laksanakan Pernikahan Sesama Jenis Pertama di Asia
Baca: Mahasiswa Tolak Berbagai Aksi Inkonstitusional
Setelah pihak keluarga menyampaikan mukadimah dan permintaan maaf korban, tiba-tiba istri korban jatuh pingsan disamping keranda dan diiringi oleh tangisan anaknya.
"Cepat bawa ke dalam (rumah)," kata warga yang hadir di rumah duka.
Sandro Tertembak Saat Kerusuhan Demo 22 Mei
Satu dari delapan orang korban tewas akibat kerusuhan di Aksi 22 Mei di Jakarta ternyata berasal dari Merangin, Provinsi Jambi.
Pria itu bernama Sandro (32), yang dikabarkan terkena peluru.
Sandro kini sudah berdomisili di Jakarta, namun orangtuanya masih tinggal di Merangin.
"Namanya Sandro, dulu dia tinggal di Kelurahan Pamenang RT 21, RW 12, tapi sekarang sudah menetap di Jakarta dan sudah punya KTP Jakarta," kata Saifuddin, Lurah Lurah Pamenang dikonfirmasi Kamis (23/5).
Belum jelas benar bagaimana kronologi Sandro bisa menjadi korban kerusuhan tersebut.
Ada yang menyebut ia terkena peluru ketika korban hendak menyeberang jalan di lokasi kejadian.