Aksi penyerangan di wilayah Polda Jawa Tengah juga terjadi terhadap bekas pos polisi di wilayah Pakis, Kabupaten Klaten.
Tempat itu diduga dibakar sejumlah orang yang belum diketahui identitasnya.
Terkait adanya aksi penembakan di Mako Brimob, Banyumas, sejumlah pedagang di depan markas Brimob tersebut terlihat tetap berjualan.
Seperti halnya Herlina (45) seorang pedagang nasi uduk yang tetap membuka lapak dagangannya.
Dia mengaku merasa tidak terlalu takut dan tetap berjualan karena tidak ada larangan dari pihak kepolisian.
"Saya baru pertama kali mengalami ada aksi penembakan itu. Sekira pukul 01.30 saya mendengar suara seperti petasan. Namun suaranya keras sekali," ujar Herlina.
Ia mengaku sebenarnya sudah terbiasa mendengar tembakan, karena Brimob kerap menggelar latihan menembak. Namun kali ini terasa janggal karena terdengar saat dini hari.
Warung makan milik Herlina berada persis di depan Mako Brimob, Banyumas.
Pada saat Ramadan ini dia juga berjualan kolak, nasi ayam, es campur, dan gorengan.
"Saya sih berharap pelakunya supaya cepat tertangkap. Supaya masyarakat tidak resah atas kejadian ini," katanya.
Kepala Bidang Humas Polda Jateng, Kombes Pol Agus Triatmaja mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait dua peristiwa itu.
"Saya belum ke sana (bekas pos polisi Klaten). Nanti saya tanyakan dulu ya. Kalau yang di Purwokerto masih didalami," katanya di Mapolresta Solo, usai menggelar video conference, Sabtu.
Dalam konferensi pers singkat itu, Kapolresta Solo, Kombes Pol Ribut Hari Wibowo tiba-tiba menyampaikan sebuah perumpamaan.
Maksud perumpamaan itu agar awak media turut mendinginkan suasana melalui pemberitaan di wilayah Solo Raya.
"Kamu tahu mengapa bulan dan bintang tidak bertabrakan? Tahu jawabannya apa? Karena mereka saling pengertian. Tunggu perkembangan, semua masih diselidiki," kata Kapolresta Solo.
Sebagai informasi, kebakaran pos polisi di Klaten dicatat sebagai kejadian kedua dalam dua hari berturut setelah pos serupa di wilayah Kota Solo. (tribunjateng/jti/dna)