Menurut Kapolda, dalam kasus itu para pelaku bukan hanya membakar kantor polisi tetapi juga melakukan penjarahan.
Sedikitnya ada 10 alat komunikasi inventaris Polsek Tambelangan yang hilang.
"Kami sudah periksa lokasi. Ada barang-barang yang tidak terbakar. Kalau memang terbakar, pasti ada bekas-bekasnya," katanya.
Sebelum menggelar jumpa pers, Kapolda melakukan pertemuan dengan sembilan ulama asal Madura di rumah dinas.
Dalam kesempatan tersebut para kiai dan tokoh agama tersebut memberi masukan kepada Kapolda terkait kasus pembakaran Polsek Tambelangan.
Mengaku Kecewa
Pertemuan berlangsung tertutup, mulai 09.00 WIB hingga 13.05 WIB.
Kepada wartawan, Ketua MUI Sampang KH Buchori Maksum berharap polisi mengusut tuntas insiden tersebut.
Termasuk tidak ragu-ragu untuk menangkap para pelaku pembakaran Mapolsek Tambelangan, Sampang, Madura.
Menurut KH Buchori Maksum, kasus itu sangat mencoreng nama baik para kiai, ulama, dan habib di Sampang.
"Kami beri masukan pada Kapolda agar tidak ragu-ragu untuk menindak tegas siapa saja yang terlibat. Terus terang ini sangat mencoreng nama-nama ulama di Sampang dan pemerintah," katanya.
KH Maksum menganggap insiden pembakaran itu bukan tanpa sebab.
Ia meyakini ada aktor intelektual di balik mobilisasi massa yang berjumlah ratusan tersebut.
"Karena kami yakin tanpa adanya aktor sebagai penggerak, peristiwa itu tidak akan terjadi," katanya.