TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto berniat melanjutkan kepemimpinan partai berlambang pohon beringin tersebut.
Apalagi, pekerjaan rumah di partai ini belum usai sehingga dirinya siap untuk melanjutkan kepemimpinan di periode selanjutnya.
"Kalau jadi Ketum Golkar saya tentunya PR belum selesai, jadi kita lanjutkan," ungkap Airlangga, usai menghadiri Halal Bihalal DPD Partai Golkar Jawa Barat, di Kantor DPD Partai Golkar Jabar, Bandung.
Menanggapi pernyataan tersebut, Ketua Umum SOKSI, Ali Wongso Sinaga sangat merespons positif. Ia mengatakan bahwa ada dua perspektif yang perlu dipertimbangkan.
Yang pertama adalah komitmen pembangunan bangsa negara sesuai doktrin karya kekaryaan Golkar itu sendiri dan yang kedua, membangun Golkar sebagai partai politik nasional yang jauh lebih kuat dan mengakar dihati rakyat kedepan.
Menurutnya dari perspektif pembangunan, dengan didasari optimisme menang dengan tetap menghargai kewenangan MK yang sedang mengadili gugatan Paslon Prabowo-Sandi, bahwa dukungan Golkar kepada Pak Jokowi harus konsisten dan komit untuk menguatkan serta mengawal kepemimpinan Presiden Jokowi hingga 2024.
"Sebab suksesnya strategi percepatan pembangunan nasional kedepan yang fokus pada sumberdaya manusia dengan penguatan ekonomi keuangan industri dan ideologi budaya bangsa, amat penting bagi perjuangan Golkar. Karena itu Golkar tidak boleh ada jarak dengan pusat kekuasaan dan untuk menjamin itu Ketua Umum Partai Golkar kedepan harus match dengan strategi itu dan logikanya akan lebih kondusif jika Ketum Golkar merangkap Menteri strategis," urai Ketua Umum salahsatu Ormas pendiri Golkar itu.
Lebih lanjut, Ali menambahkan dalam perspektif membangun Partai Golkar, memang seringkali ada kalangan yang kuatir dan memasalahkan 'jabatan rangkap' seorang Ketum Partai yang sekaligus Menteri.
"Seolah-olah praktis kinerja kepemimpinan Partainya akan cenderung lemah, tetapi sebenarnya itu tidak masalah dan justru positif, sebab Ketum tentunya dapat membangun teamwork DPP dengan seleksi yang cermat agar benar-benar kuat serta efektif,” jelas Wakil Ketua Badan Kajian Strategis Intelijen DPP Golkar ini.
Partai Golkar dikenal punya banyak kader yang berkapasitas dalam menjalankan strategi program partai dan kebijakan Ketua Umum. Hal itu diharapkan efektif mengintensifkan konsolidasi partai dan kaderisasi hingga tingkat basis perdesaan menuju Pemilu 2024.
"Selain simultan mendorong sukses percepatan pembangunan, semua itu bermuara untuk mengembalikan kejayaan Partai Golkar kedepan," ujar Ali Wongso.
Dengan kedua perspektif itu, tanpa bermaksud mencampuri hak prerogatif Presiden terpilih, maka Airlangga Hartarto adalah obyektif sebagai pilihan paling layak Ketua Umum Golkar periode lima tahun kedepan.
Sebabnya, Airlangga telah teruji 'track record'nya dan 'chemistry'nya serta kapasitas sinergisnya dalam mendukung strategi dan kepemimpinan Presiden Jokowi 5 tahun kedepan.
Seiring dengan itu siapapun secara jujur akan mengakui Golkar dengan kepemimpinan Airlangga memasuki Pemilu 2019 lalu telah menghadapi tantangan besar dan berat tetapi Golkar masih bisa berhasil meraih 85 kursi serta menempatkan Golkar sebagai Partai besar nomor dua di DPR RI.
Semua hal itu cukup meyakinkan bahwa kepemimpinan Airlangga dengan teamwork yang kuat kelak akan mampu mengembalikan kejayaan Golkar sebagai Partai Politik yang kuat dan mengakar ditengah rakyat, pungkas politisi senior Golkar ini.