Ada pula versi lain yang juga beredar yang justru punya cerita berlawanan tentang siapa tokoh protagonis dan siapa tokoh antagonis.
Cerita tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, Deskart Jatmiko.
Dia mengisahkan bahwa bahwa Ragasemangsang adalah tokoh 'Bromocorah' atau orang jahat yang sering membuat keonaran masyarakat.
Namun dia sakti sehingga sulit dikalahkan.
"Ragasemangsang adalah orang yang mempunyai kesaktian Aji Pancasona sehingga kebal dari segala jenis senjata.
Tokoh jahat ini lantas justru dikalahkan oleh Kyai Pekih yang mengetahui kelemahan Ragasemangsang dengan cara digantung," ungkap Deskart Jatmiko kepada Tribunjateng.com.
Kyai Pekih dapat mengalahkan Ragasemangsang.
Kemudian tubuhnya digantung di pohon beringin yang letaknya dekat alun-alun.
Ragasemangsang sendiri dimakamkan di bawah pohon beringin yang kini menjadi jalan.
Sedangkan Kyai Pekih dimakamkan di Jalan Pekih, barat Alun-alun.
Memang ada berbagai macam versi kisah tersebut.
Jatmiko mengakui tidak mudah merekontruksi kebenaran yang senyata-nyatanya terjadi.
Mengingat para sejarawan dan tokoh budayawan Banyumas juga tidak dapat memastikan kebenaran dari masing-masing cerita.
"Posisi makam itu memang berada persis di pusat kota.