TRIBUNNEWS.COM, BINJAI --- Para keluarga korban pabrik korek api kebakaran di Binjai, Sumatera Utara berdatangan untuk mengetahui apakah diantara para korban yang bekerja di dalam industri rumah tangga produksi mancis bisa selamat.
Namun apa daya, keluarga histeris saat mengetahui kerabat mereka turut dalam korban tewas pabrik meledak, di Jalan Tengku Amir Hamzah Desa Sambirejo, Binjai, Sumatera Utara, Jumat (21/6/2019).
Berdasarkan penuturan saksi mata bernama Ani, ada pekerja yang selamat dari kejadian nahas tersebut saat keluar jam makan siang.
Dia mengatakan kalau korban yang terjebak dalam ruangan di rumah itu sebanyak 26 orang tewas.
"26 (orang), dewasa 20 dan anak-anak 6 orang. Mereka selamat saat keluar makan siang," kata Ani saat diwawancarai Tribun-Medan.com.
Ani mengatakan suara ledakan terdengar seperti ban pecah di awali dari belakang rumah permanen yang dijadikan tempat merakit mancis.
Berdasarkan Informasi dihimpun Tribun-Medan.com dari loaksi kebakaran, puluhan jenazah menumpuk di dalam sati ruangan pabrik mancis.
Ada jenazah laki-laki dan wanita tertumpuk di sudut sisi ruangan.
Selain itu, ada beberapa jenazah yang ditemukan di ruangan seperti kamar-kamar lainnya, ruang utama gedung pabrik.
Pipit (29) yang selamat bersama tiga rekannya Ayu Anita Sari (29), Ariyani (30), Nurasiyah (24) yang sama-sama warga Dusun II Sambirejo, Binjai Utara.
Pipit mengungkapkan, mereka selamat karena sedang keluar pabrik untuk makan siang.
Tak lama kejadian, suara ledakan terdengar dari arah pabrik mancis. Api langsung berkobar hebat dan membumbung tinggi di atas atap pabrik.
"Kawanku, kawanku, semua habis. Mana semua kawanku itu di dalam. Semua kawanku habis," katanya dengan derai air mata yang tak kuasa dibendungnya.
"Aku pikir tiga kawan ini, yang tiga ini masih di dalam, semua habis kawanku. Cuma bertempat kami yang selamat. Tadi keluar dari pintu belakang, kami mau makan siang," katanya perempuan yang telah bekerja selama delapan tahun di pabrik mancis ini.
Katanya, dalam kejadian ini juga termasuk terenggutnya nyawa anak kecil, disebut-sebut empat anak kecil yang biasa dibawa orangtuanya bekerja.
Ada sekitar 30 orang meninggal dunia terpanggang di dalam ruangan karena terkunci.
Pekerja yang selamat lainnya, Nuraisyah hanya meraung-raung terus berderai tangis air mata, dia terus bersandar di dinding. Pihak keluarganya mengatakan Nueasiyah alami trauma atas kejadian ini.
Teranyar, Kasubdit Bencana BPBD Langkat, Sugiono mengatakan ada 30 orang meninggal. 26 orang dewasa dan empat orang anak kecil.
Informasi salah satu mantan pekerja pabrik, minta identitas tidak dipublikasikan, bajwa mereka selalu dikunci oleh pemilik pabrik atau mandor ketika merakit mancis. Karena alasan dikhawatirkan terjadi pencurian.
Beberapa warga sekitar juga mengungkapkan bahwa keberadaan pabrik mancis ini bisa dibilang atau diduga ilegal, karena beroperasi tanpa izin.
Baca: Rekor Pertemuan Persib Bandung Vs Madura United: Maung Dibayangi Catatan Buruk
Baca: Fans BTS di Berbagai Mal Rela Antre Untuk Beli Kaus Kolaborasi Uniqlo dan BT21
Baca: 4 Langkah untuk Mengajukan Visa Schengen
Baca: Usai Barcelona Gagal, Kini Giliran Real Madrid Kejar Matthijs De Ligt
Tak sembarang orang bisa keluar dan masuk ke dalam pabrik yang beroperasi di gedung yang merupakan banguna rumah permanen.
Berulangkali mobil ambulans bolak-balik mengangkut jenazah para korban.
Empat perempuan korban selamat dalam tragedi kebakaran pabrik mancis mengalami trauma, Jumat (21/6/2019)
Keempatnya bernama Pipit (29), Ayu Anita Sari (29), Ariyani (30) dan Nurasiyah (24).
Diwawancarai wartawan www.tribun-medan.com, mereka tak kuasa menahan isak tangis.
Di saat bersamaan, petugas Satreskrim Polres Binjai sedang membujuk mereka untuk dimintai keterangan di Mapolres.
Pipit menceritakan kebakaran terjadi saat jam makan siang.
Ia mengungkapkan puluhan orang yang terpanggang bukan hanya pekerja, melainkan anak-anak.
"Jam istirahat anaknya kan datang," ucap Pipit singkat.
Pipit tak bisa menjelaskan rinci kejadian kebakaran ini.
"Aduh, blank ini aku, Bang," sambungnya. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Keluarga Histeris Tahu Kerabatnya Tewas, Pekerja Selamat Menangis: Semua Kawanku Habis