TRIBUNNEWS.COM - Petugas medis Patra Marinna Jauhari alias Mantri Patra sempat menuliskan doa sebelum meninggal dunia.
Mantri Patra adalah seorang petugas medis yang ditugaskan untuk mengabdi di sebuah pedalaman Papua.
Ia meninggal dunia karena kehabisan persediaan bahan makanan dan obat-obatan.
Doa yang dia tulis dengan tangan itu begitu getir, penuh harap, dan tentu saja sangat mengharukan.
Dalam doanya itu, dia menyinggung tentang pekerjaannya, tentang orang-orang yang dia temui, dan lain sebagainya.
Mantri Patra nama asli Patra Marinna Jauhari--meninggal dalam kesendirian. Tanpa keluarga, tanpa kerabat, hanya warga lokal yang menemaninya.
Baca: Isi Pesan Terakhir Mantri Patra Sebelum Ajal Menjemputnya Saat Bertugas di Pedalaman Papua Barat
Baca: Mantri Patra Dianugerahi Gelar Pahlawan Kemanusiaan, Pelayat Berjubel Mengantar dengan Tangisan
Baca: Kisah Mantri Patra Dibiarkan Wafat di Pedalaman Papua, Tak Kunjung Dijemput, Rekan Pulang Duluan
Mantri Patra meninggal secara tragis saat menjalankan tugas di daerah pedalaman Kebupaten Teluk Wondama, Papua Barat, seorang diri.
Kisah getir pengabdian Mantri Patra di pedalaman Papua, membuat banyak pihak turut berduka atas kepergiannya.
Bagaimana tidak, Mentri Patra memilih tetap bertahan mengabdi di pedalaman Papua meski seorang diri usai ditinggal pergi rekan kerjanya.
Tak hanya itu, helikopter yang dijanjikan akan menjemputnya si akhir masa pengabdian juga tak kunjung tiba.
Hingga akhirnya, Mantri Patra menghembuskan nafas terakhir usai sakit keras.
Dikutip dari Antara, Mantri Patra setidaknya sudah empat bulan lebih mengabdi di Kampung Oya Distrik Naikere, Teluk Wondama.
Dia memilih setia dalam tugas di saat rekan kerjanya pulang dan tak kembali lagi.
Baca: Kehabisan Makanan serta Obat, Mantri Patra Meninggal, Berjuang demi Warga Pedalaman Papua
Baca: Kisah Mantri PNS yang Meninggal Dunia Saat Mengabdi di Pedalaman Papua
Baca: Kisah Mantri Patra yang Meninggal Kehabisan Makanan dan Obat Saat Mengabdi di Pedalaman Papua
Dalam kesendirian dia tetap melayani hingga akhirnya ajal menjemput.