"BDB ini penyakit berbasis lingkungan, artinya penyakit ini timbul karena lingkungan tidak sehat. Mari lingkungan terdekat yakni rumah kita bersihkan, kita awasi sendiri. Seharusnya di setiap rumah tangga memiliki jumantik sendiri, yang bisa memeriksa setiap hari bak mandi ada jentiknya atau tidak," kata dr Esther Vonny K MMR.
"Jangan sampai menunggu kader untuk memeriksa, masing-masing lingkungan terdekat marilah menjaga sendiri tempat tinggal kita," ungkap dr Esther Vonny K MMR.
dr Esther Vonny K MMR mengatakan, jika terkena demam segera bawa ke layanan kesehatan terdekat, di Balikpapan sarana kesehatan sudah lengkap, apalagi di dekat rumah pasti ada.
Korban merupakan warga Kelurahan Gunung Samarinda, Kecamatan Balikpapan Utara, berusia 11 tahun.
Secara umum jika ada kasus dan laporan dari rumah sakit di suatu wilayah akan langsung melapor ke Puskesmas bahwa untuk melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE).
Melihat daerah sekitar tempat tinggal korban apa ada demam lain, serta mengecek tampungan air. Dari hasil PE bahwa ditemukan jentik di kawasan tempat tinggalnya.
"Jika ada kasus jangan teriak fogging karena semua ada alurnya. Jika ada jentiknya kita lakukan Larvasidasi menyeluruh, jangan ada jentik lagi di wilayah tersebut. Kalau difogging nyamuk dewasa mati, namun nyamuk yang bayi masih ada di wilayah itu," katanya. (dha)
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Satu Lagi Pelajar Meninggal Akibat Virus DBD, Selama 2019 Ini Sudah Delapan Kasus Kematian