TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - Masih ingat dengan "manusia kayu" Sulami (37) warga Selorejo Wetan, Kedawung, Sragen yang dua tahun lalu bikin heboh dunia internasional.
Tribunsolo.com (Grup Tribunnews.com) mencoba melihat bagaimana kondisinya setelah heboh dua tahun lalu.
Saat sampai di rumah Sulami sudah ada renovasi pada rumahnya yang dulu hanya terbuat dari gedek (anyaman bambu).
"Renovasi dilakukan pada 20 Juli 2017 dari bantuan swasta," papar adik Sulami, Susi Lowati (25).
Walaupun rumahnya sudah direnovasi namun kondisi tubuh Sulami tidak mengalami kemajuan.
Baca: Terjerat Narkoba Saat Sang Anak Sakit, Jerry Aurum Minta Maaf, Denada Sedih Belum Bisa Menjenguk
Sampai saat ini Sulami tetap menghabiskan hari - harinya di atas tempat tidur sebab tidak bisa bergerak bebas.
"Tubuhnya masih kaku tidak bisa bergerak makanya menggunakan tongkat dan harus berdiri," tutur Susi Lowati.
15 Latihan Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Bab 2 Kurikulum Merdeka, Di Bawah Atap
15 Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 4 SD BAB 4 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Meliuk dan Menerjang
Baca: Sebelum Dibebaskan untuk Sementara, Pelawak Nurul Qomar Sempat Mangkir Hingga Dijemput Paksa Polisi
Seluruh tubuhnya tetap kaku dan hanya jari jemarinya yang bisa digunakan untuk beraktivitas.
Sulami sendiri menghabikan waktu di kamarnya ditemani sebuah radio kecil dan handphone.
Baca: Kepolisian Sebut Anak Bos Hotel GTM Balikpapan Jatuh Dari Lantai 8, Diduga Bukan Sebab Terpeleset
Mengisi waktu luang dia membuat kerajinan tangan dari bahan plastik yang dia sambung sendiri dengan benang.
Semangat Hidup
Sulami "Manusia Kayu" memiliki semangat hidup yang tinggi dan bisa mengambil hikmah dari apa yang dialaminya.
Saat ditemui Tribunsolo.com (Grup Tribunnews.com) di kediamannya di Selorejo Wetan, Kedawung, Sragen dia terlihat asyik membuat kerajinan tangan berupa tas dari bahan pernak-pernik plastik.
Sulami ramah menyambut Tribunsolo.com menceritakan kegiatannya sehari - hari.
Kamar Sulami terlihat simpel, hanya berisi barang kebutuhan Sulami seperti tongkat, kain jarik untuk menyelimuti dirinya.
Walau hidup didalam keterbatasan gerak tubuh, Sulami tetap bersemangat menyemangati dirinya.
"Dengan kondisi saya ini saya jadi bisa jauh dari apa yang tidak disukai Allah SWT," papar Sulami.
"Coba kalau tubuh saya normal mungkin saya bisa saja melakukan hal negatif dan jauh dari Allah," kata Sulami.
"Hidup ini hanya singkat dan ada alam akhirat yang menanti," jelas Sulami pada Tribunsolo.com.
Bagi Sulami dirinya memang menderita di dunia dalam artian fisiknya tidak sama seperti orang lain.
Namun, dia yakin saat di akhirat nanti akan ada hal yang lebih membahagiakan dan lebih baik.
Prinsip itu yang ditanamkan dalam hidup Sulami dalam menjalankan hari-harinya.
(TribunSolo.com/Ryantono)