TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sejumlah wanita dengan membawa berbagai jenis spanduk menggelar aksi di depan Gedung Konsulat Jenderal Jepang tepatnya di Jalan Sumatra, Surabaya, Rabu (26/6/2019).
Mereka menamakan dirinya Green Woman yang meminta Pemerintah Jepang untuk menghentikan pendanaan pada proyek Batubara.
Pasalnya pada tanggal 28-29 Juni 2019 mendatang, akan digelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara yang tergabung dalam G20 di Jepang.
Ketua Green Woman, Sutama mengatakan pembahasan lingkungan dan energi menjadi perhatian mereka dalam KTT tersebut.
Menurutnya, saat ini dunia terkhusus Indonesia masih bergantung pada penggunaan energi fosil, batubara, gas, dan minyak sebagai sumber energi.
"Berkumpul di Konjen Jepang, untuk Pemerintah Indonesia yang akan rapat di G20, agar Pemerintah Jepang bisa menghentikan pengiriman dan pengelolaan batubara," ujarnya, Rabu (26/6/2019).
Baca: Pernikahan Anak Gubernur Khofifah, Begini Cara Eks Mensos Ngetes Calon Menantu yang Jadian Mirip FTV
Baca: Pembeli Makin Membludak, Inilah KABAR TERBARU Rujak Cingur Viral Rp 60 Ribu Racikan Bu Mella
Sutama menilai, Batu Bara membawa dampak yang sangat negatif bagi lingkungan. Di daerahnya sendiri, yaitu Lakardowo, Mojokerto, mereka harus berjuang menghadapi pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas PT PRIA yang menimbun limbah B3 Batubara.
Kasus sejak 2010 ini menurutnya sudah dibawa ke semua tingkatan mulai pemerintah lokal hingga pusat, namun belum menemui hasil positif.