Investasi membangun industri pengolahan kelapa dinilai sebagai solusi di tengah isu anjloknya harga komoditi perkebunan.
Pemprov Sulut menawarkan investasi ini ke calon Investor. Pertemuan digelar di Belanda, akhir pekan lalu. Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw mempresentsaikan potensi investasi di Sulut kepada 16 investor top di Eropa.
Wagub Steven mengatakan, para calon investor memberi lampu hijau untuk menjajal peluang investasi di Bumi Nyiur Melambai
"Saya mewakili Pak Gubernur Olly Dondokambey sudah mempresentasikan peluang bisnis di Sulawesi Utara dihadapan pengusaha dan investor global, mereka sangat tertarik kunjungi dan menanam modal di Sulawesi Utara," ujar Wagub kepada tribunmanado. co. id, Senin (24/6/2019).
Efeknya nanti akan meningkatkan pembangunan, perekonomian, lapangan pekerjaan dan sebagainya.
"Semua akan terbuka dengan luas, mari kita sambut bersama dengan tetap terus jaga keamanan dan ketertiban," ujar Wagub
Lebih spesifik soal industri pengolahan komoditi perkebunan, dijelaskan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Franky Manumpil, Pemprov menawarkan peluang investasi ke pemodal.
Persoalan semisal ekspor kelapa, harga jadi tak terlalu bagus karena rantai distribusi terlalu panjang.
Untuk produk sampai ke Eropa sebagai pasar ekspor harua melalui sejumlah tempat, ke Surabaya, India lalu ke Eropa.
Itu pun yang dieskpor bahan mentah yang nilai ekonomisnya tak terlalu tinggi Cara ini tak memberi kesejahteran ke petani. Pemprov kata Franky mengusulkan agar dibangun pabrik pengolahan di Sulut.
"Ini salah satu yang ditawarkan Pak Wagub ketika menemui investor," ungkap dia.
Pemerintah akan memberikan insentif ke investor, semisal lahan dan perizinan
Ia menyampaikan, komoditas perkebunan dibutuhkan untuk sejumlah industri di Eropa misalnya minyak nabato, obat-obatan hingga parfum
Jika ada pabrik di Sulut maka bisa diproduksi, hasilnya kemudian dipasok ke ewropa dalam bentuk barang jadi maupun setengah jadi bukan lagi mentah. Cara ini dinilai lebih efektif dan efisien.