“Bagaimana saya tidak sedih, Mindo ditangkap disaksikan cucu saya (K). K memang selalu sama ayahnya (Mindo). Malam itu Mindo baru pulang sama cucu saya , belum turun dari mobil, dia (Mindo) sudah disergap aparat. Malam itu ada tiga mobil aparat,” cerita Getwien, kepada Tribun, Kamis (27/6/2019)
Putri Mega Umboh yang ditemukan tewas di kavling Punggur, Batam, sembilan tahun silam, tepatnya pada 26 Juni 2011, atau dua hari sejak Putri Mega Umboh dilaporkan hilang.
Korban ditemukan meninggal dengan lima luka tusukan pada tubuh dan luka bekas digorok pada bagian leher.
Putri ditemukan di dalam sebuah jurang, tepatnya sekitar 15 meter dari jalan utama Tanjung Punggur-Batam Centre.
Beberapa lama setelah ditangkap, lanjut Getwien, ia mendapat telpon dari Mindo yang kalau mengabarkan Mindo dan K dibawa aparat kejaksan.
“Malam setelah ditangkap Mindo telpon kami. Ibu ayah, saya diambil paksa aparat kejaksaan. Setelah itu kami susul mereka, ternyata Mindo dan cucu saya sudah dibawa aparat ke kantor Kejaksaan Tinggi Lampung,” jelasnya.
Getwien mengaku, saat di Kejaksaan Tinggi Lampung, ia sempat menemui sejumlah eksekutor dari tim Kejaksaan dan Kejari Batam.
Ia meminta Mindo tidak ditahan, karena Mindo bukan pembunuh anaknya.
“Malam itu kami temui semua eksekutor itu (tim kejaksaan), kami sampaikan kami tidak ikhlas dan rela, sampai matipun Mindo, mantu kamu bukan pembunuhnya. Kalau dia memang pelakunya, sudah dari dulu kami yang eksekusinya,” ujar Getwien.
Mertua Yakin Mindo Tak Bersalah
Getwien Mosse bersikeras mantunya AKBP Mindo Tambubolon bukan dalang pembunuh putri kandungnya Putri Mega Umboh, yang ditemukan tewas di kavling Punggur, Batam, sembilan tahun silam
Korban ditemukan meninggal dengan lima luka tusukan pada tubuh dan luka bekas digorok pada bagian leher.
Korban ditemukan di dalam sebuah jurang, tepatnya sekitar 15 meter dari jalan utama Tanjung Punggur-Batam Centre.
“Kami sebagai orangtua keluarga korban yang dibunuh, yakin Mindo mantu kami, bukan sebagai pembunuh. Sampai kapanpun Mindo bukan pembunuh putri kami, semua rekayasa. Karena pembunuhnya itu Ujang dan Rosma,” kata Getwien kepada Tribun Lampung, Kamis (22/6/2019)