Tidak hanya itu, tim pencarian pun mencoba menggunakan metode alat tradisional berupa memancing.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Unit Siaga SAR Samarinda, Dede Hariana kepada Tribunkaltim.co belum lama ini, yang jelaskan, pencarian korban Elisabeth memakai tiga cara yakni pencarian akurasi data lokasi kejadian, penyelaman di air serta memakai pemancingan.
"Hari pertama pencarian, kita terapkan tiga sistem, searching, penyelaman dan dengan pemancingan, cara tradisional," urainya.
Maksud memakai cara tradisional, yakni memakai alat batang rotan berduri-duri.
Rotan ini dibuat untuk memudahkan pencarian, harapannya sasaran yang dicari bisa tersangkut.
Arus Sungai Mahakam begitu deras, sangat memungkinkan memakai metode tradisional pakai batang rotan berduri.
Alat tersebut diceburkan ke perairan Sungai Mahakam, dilakukan di berbagai titik dengan harapan nanti si korban bisa tersangkut ke batang rotan.
Proses penyelaman di Sungai Mahakam memang sangat sulit dilakukan harus dilakukan orang yang sangat berpengalaman.
Arus yang kuat dan daya jangkau penglihatan yang kurang di dalam Sungai Mahakam berasa gelap coklat, jarak pandang di dalam Sungai Mahakam sangat minim. (Budi Susilo)
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Kisah Elisabeth yang Misterius, Menangis di Pinggir Sungai Mahakam, Sisakan Jejak Sandal & Handphone