TRIBUNNEWS.COM - Sistem zonasi yang merupakan sistem baru dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Indonesia memang telah menuai pro-kontra sejak diterapkan.
Sistem zonasi dianggap membuat prestasi yang telah diraih oleh siswa/siswi menjadi percuma karena tak bisa digunakan untuk mendaftar di sekolah impian mereka.
Siswa/siswi di Indonesia terbatas hanya bisa mendaftar di sekolah-sekolah yang dekat dengan rumah mereka.
Semakin dekat jarak rumah ke sekolah maka semakin besar peluang mereka untuk diterima.
Hal itu membuat sebagian siswa/siswi dan orangtua kecewa karena mereka tak bisa bersekolah atau menyekolahkan anak mereka di sekolah impian.
Salah satu siswa yang merasakan kekecewaan itu adalah Y, seorang siswa dari Pekalongan.
Bahkan, ia sampai membakar belasan piagam yang telah susah payah didapatkannya setelah dinyatakan tak diterima di sekolah impiannya. HALAMAN SELANJUTNYA===>