TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Bermula dari kecintaan yang sama dari sebuah mainan berbentuk mini, Komunitas Jogja Miniatur terbentuk.
Hingga saat ini lebih dari 30 orang anggota telah bergabung dalam komunitas yang mulai dibentuk pada Mei 2016 lalu.
Usia anggotanya pun beragam mulai dari remaja hingga dewasa bahkan orang tua bergabung menjadi satu.
Dwi Agung Permadi, Ketua Jogja Miniatur, menjelaskan anggotanya diikuti oleh beragam latar belakang dari usia SMP hingga pensiunan.
"Pelajar, swasta, dosen, pensiunan semua bergabung menjadi satu," terangnya kepada TribunJogja.com, Sabtu (29/6/2019) malam.
Mulanya, komunitas hanya kumpulan pecinta miniatur kereta api. Namun seiring waktu, miniatur berkembang menjadi beragam.
"Saat ini tak hanya kereta api, tapi juga alat-alat transportasi, mobil, truk, pesawat, kapal hingga figur dan alat-alat berat," katanya.
Dwi menjelaskan, miniatur sejatinya berbeda dengan toys atau mainan berbentuk mini.
Miniatur menurutnya yakni bentuk mini dari sebuah benda yang berbentuk satu banding satu jika disusun secara bersama dalam satu layout.
Untuk menambah pengetahuan, biasanya komunitas rutin menggelar kopi darat (kopdar) setiap bulan sekali. Kopdar pun berpindah-pindah lokasi.
"Biasanya kita ke rumah member, bergantian jadi kita tahu, oh dia rumah disana, makin guyub antar member," jelasnya.
Tak hanya itu, melalui wadah komunitas ini juga membuat member yang menginginkan membeli koleksi baru bisa saling membantu.
"Biasanya kita beli langsung dari jerman atau amerika, kalau belum langganan biasanya agak susah makanya kita dibantu teman-teman member lainnya," bebernya.
Menengok soal koleksi, bisa dibilang member komunitas ini cukup memiliki banyak miniatur mulai dari harga ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.