Iwan bersyukur tinggal bersama dengan tetangga yang rukun dan musim berhaji sekarang ada enam orang yang berangkat haji dari lingkungan rukun tetangganya.
"Ibu saya berangkat dari KBIH Cikalongkulon daftar tahun 2016 bulan Januari," katanya.
Ketua RT Deden Asep Koswara (47), mengatakan, di lingkungannya sudah dibiasakan untuk saling membantu antar tetangga.
Ia mengatakan, ada dermawan dan warga yang bahu membahu mengumpulkan ongkos untuk warga lain yang tak mampu berhaji.
"Kami bersama dermawan sempat mengumpulkan biaya untuk warga agar berangkat berhaji, namun warga tersebut meninggal dunia jadi yang berangkat diganti sama anaknya," kata Deden.
Deden mengatakan, warga yang didaftarkan berangkat tersebut kini tinggal menunggu waktu karena mengganti orangtuanya yang meninggal dunia.
"Waktunya dijadwalkan kembali karena sebelumnya orangtuanya kini anaknya tentu akan berbeda waktu keberangkatannya," ujar Deden.
Deden mengatakan, bulan ini ia termasuk ke dalam calon jemaah haji yang akan berangkat juga. Guru di SMK Taruna Bakti ini berangkat sendiri karena istrinya telah meninggal dunia
Ketua RW Sirojudin (56), mengatakan, empat orang warga lainnya yang berangkat merupakan pasangan suami istri dan pengusaha.
"Para dermawan di lingkungan ini tak hanya memberangkatkan haji tapi juga memberangkatkan warganya untuk umrah," kata Sirojudin.
Ia mengatakan, musim ibadah haji juga berpengaruh kepada musim ibadah kurban di kampung.
"Biasanya masuk bulan rayagung kami bentuk panitia kurban, kami tanya warga siapa yang mau berkurban, biasanya warga patungan, mau kambing atau sapi," kata Sirajudin.
Ia mengatakan, tahun lalu di lingkungan tetangga kampungnya warga berkurban sebanyak tujuh ekor sapi.
"Satu sapi untuk tujuh orang, jadi banyak juga warga yang patungan," katanya.(Ferri Amiril Mukminin)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kisah Penjual Nasi Goreng di Cianjur Menabung 19 Tahun untuk Berangkatkan Haji Ibunda