News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sedihnya Agus dan Julia, Bayi Bagas Terjangkit Virus Rubella, Pendengarannya Terganggu

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bagas Purwanto balita asal Kabupaten Nunukan ini terjangkit virus Rubella.

Perjuangan Bagas tak berakhir sampai disitu.

Ternyata setelah ke luar dari rumah sakit fisiknya sangat lemah, tak bisa terkena udara lembab, debu, dan asap maka dia akan sakit.

"Di usia enam bulan, anak saya kembali dirujuk ke RS Tarakan, untuk dilakukan pemeriksaan jantung. Dan hasilnya, sungguh luar biasa Allah uji lagi keluarga kami," ucap Julia.

Jantung Bagas belum menutup sempurna dengan Patent foramen ovale (PFO) adalah penyakit jantung bawaan ketika lubang (foramen ovale) dengan diameter 2mm.

Dokter pun menganjurkan untuk kontrol setiap 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun untuk observasi. Namun, belum kembali kontrol untuk yang kedua kali.

Melihat itu semua, sebagai seorang ibu, Julia merasa ada yang salah, ada yang berbeda dengan anaknya.

Selama pertumbuhamnya Bagas tidak respon dengan suara apapun itu. Julia pun sangat takut terjadi apa-apa dengan anaknya.

"Aku ini takut sekali, kemudian saya periksa ke dokter, THT dan benar ternyata pendengarannya tidak respon. Kemudian disarankan konsul ke dokter spesialis THT-KL, tetapi di Nunukan belum ada alat untuk pemeriksaan OAE dan BERA yaitu skrining pendengaran," ujar Julia.

Baca: Bocah 8 Tahun Dipukuli dan Diinjak-injak Ayahnya Hingga Babak Belur, Warga Tak Bisa Menolong

Baca: 4 Warga Tewas, Register 45 Mesuji Dijaga Ketat Polisi dan TNI

Baca: Soal Video Bau Ikan Asin, Barbie Kumalasari Merasa Dijebak Pablo Benua

Menurutnya, OEA tes yang menggunakan alat seperti headset, sedangkan BERA (brainstem evoke respinse audiometry) yaitu merekam respon otak menggunakan elektroda yang tersambung dengan mesin.

"Dari dokter spesialis THT dirujuk lagi ke RS AM Parikesit Tenggarong. Kemudian selama disana dilakukan pemeriksaan OAE dengan hasil REFER telinga kiri dan kanan yang artinya telinga kiri dan kanan harus periksa ulang atau dilanjutkan dengan BERA," kata Julia.

"Berhubung pakai BPJS harus daftar tunggu sampai 300 lebih dan untuk BERA di RS AW Sjahranie Samarinda dilakukan pemeriksaan hanya 1 pasien setiap hari. Maka bisa dibayangkan harus berapa lama kami menunggu," keluh Julia.

Kemarin, pada pada tanggal 25 Juni 2019 Julia membawa anaknya untuk melakukan pemeriksaan ASSR dan BERA.

Hasil dari ASSR dan BERA menyatakan, bahwa Bagas dengan gangguan pendengaran yang sangat berat, dan itu artinya Bagas akan seumur hidup harus memakai alat bantu dengar.

"Masya Allah saya kaget, mendengar harga alat bantu itu luar biasa mahalnya. Untuk pemasangan implan koklea sekitar Rp 250-300 juta untuk 1 telinga, bayangkan jika untuk dua telinga," kata Julia

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini